Friday, 15 May 2015

Perekonomian Terbuka



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Analisis mengenai penentuan kegiatan ekonomi Negara, belum tentu sesuai dengan realiti yang sebenarnya oleh karena kegiatan ekonomi yang digambarkan belum sepenuhnya sesuai dengan keadaan dalam perekonomian.
Perekonomian dunia adalah perekonomian terbuka yaitu mengekspor barang dan jasa dari luar negeri ,serta meminjam dan memberi pinjaman pada pasar modal dunia. Memberi pengertian mengenai pentingnya interaksi internasional dengan menunjukan persentase ekspor dan impor dalam GDP untuk tujuh negara industri utama. Dua kegiatan pengeluaran yang penting dalam setiap ekonomi, yaitu ekspor dan impor. Arus Modal dan Barang Internasional Perbedaan makro ekonomi yang penting antara perekonomian terbuka dan perekonomian tertutup adalah bahwa dalam perekonomian terbuka, pengeluaran suatu negara selama satu tahun tertentu tidak perlu sama dengan yang mereka hasilkan dari memproduksi barang dan jasa.
Apabila kegiatan ekspor dan impor diperhitungkan dalam penentuan keseimbangan pendapatan nasional, maka analisis mengenai kegiatan ekonomi dalam suatu Negara telah sepenuhnya menggambarkan keadaan yang sebenarnya wujud dalam realitas.
Analisis penentuan pendapatan nasional dalam perekonomian seperti itu dinamakan sebagai keseimbangan pendapatan nasional dalam ekonomi empat sector atau perekonomian terbuka. Yaitu perekonomian yang menjalankan kegiatan ekspor dan impor. Maka analisis mengenai penentuan keseimbangan tersebut boleh juga dinamakan sebagai keseimbangan makro ekonomi.

B.     Rumusan Masalah

1.      Pengertian perekonomian terbuka
2.      Pengertian perdagangan internasional
3.      Konsekuensi perdagangan internasional terhadap pasar-pasar
a.       Permintaan agregat (dipasar barang)
b.      Jumlah uang beredar
c.       Harga
4.      Masalah keseimbangan intern dan keseimbangan ekstern
5.      Masalah ketidakserasian
6.      Kebijakan dan peristiwa memengaruhi perekonomian terbuka
7.      Instrumen-instrumen Kebijaksanaan Fiskal dan Moneter

C.    Tujuan

1.      Mengetahui dan memahami perekonomian terbuka
2.      Mengetahui dan memahami perdagangan internasional
3.      Mengetahui konsekuensi perdagangan internasional terhadap pasar-pasar
4.      Mengetahui Masalah keseimbangan intern dan keseimbangan ekstern
5.      Mengetahui masalah ketidakserasian
6.      Mengetahui Kebijakan dan peristiwa memengaruhi perekonomian terbuka
7.      Mengetahui Instrumen-instrumen Kebijaksanaan Fiskal dan Moneter










BAB II
PEMBAHASAN

1.        Perekonomian terbuka
Perkonomian terbuka adalah suatu sistem ekonomi yang di dalamnya terdapat kegiatan ekspor dan impor yang tentunya dilakukan antara satu negara dengan negara lainnya. Dalam pengertian lain perekonomian terbuka juga disebut sebagai perekonomian empat sektor yang memang mencakup empat kriteria, yaitu rumah tangga, perusahaan, pemerintah, dan luar negeri.

2.        Perdagangan internasional
Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan antara negara yang satu dengan negara yang lain. Perdagangan internasional sebenarnya sudah ada sejak zaman dahulu, namun dalam ruang lingkup dan jumlah yang terbatas. Pemenuhan kebutuhan setempat yang tidak dapat diproduksi sendiri, dilakukan dengan cara barter, yaitu pertukaran barang dengan barang yang dibutuhkan oleh kedua belah pihak. Lama kelamaan, atas dasar kebutuhan yang saling menguntungkan, terjadilah proses pertukaran dalam skala luas yang sering disebut perdagangan internasional.

3.        Konsekuensi perdagangan internasional
Ekonomi terbuka berarti bahwa ada pasar keempat didalam proses perekonomian yaitu pasar luar negeri. Adanya pasar luar negeri mempunyai konsekuensi yang lebih lanjut terhadap pasar-pasar lainnya. Khususnya ada konsekuensi penting yang menyangkut penyesuaian pengertian tiga konsep, yaitu :

a.        Permintaan agregat (dipasar barang)
Dalam perekonomian terbuka, pengertian permintaan agregat (Z) tidak lagi terbatas pada permintaan yang berasal dari luar negeri. Permintaan agregat digunakan untuk menentukan posisi keseimbangan di pasar barang di dalam negeri. Untuk perekonomian terbuka, juga mempunyai peranan yang sama. Oleh karena itu Z haruslah sekarang diartikan sebagai seluruh permintaan akan barang atau jasa yang diproduksikan di dalam negeri. Ini berarti bahwa Z harus :

·                memasukkan permintaan orang-orang luar negeri akan barang atau jasa yang kita produksikan;
·                mengeluarkan darinya permintaan kita akan barang atau jasa buatan luar negeri karena ini bukan permintaan akan barang atau jasa buatan dalam negeri. Jadi, bagi perekonomian terbuka Z = C + I + G + X – M Dimana X = ekspor barang atau jasa kita ke luar negeri M = impor barang atau jasa kita dari luar negeri.

b.      Jumlah uang beredar

Adanya hubungan dengan luar negeri juga mempunyai pengaruh terhadap pasar uang, baik terhadap sisi permintaan maupun pada sisi penawarannya. Pada sisi permintaan akan uang , ada satu faktor tambahan yang menentukannya, yaitu tingkat bunga di luar negeri, di samping faktor-faktor yang telah ada di dalam perekonomian tertutup, yaitu tingkat bunga di dalam negeri, tingkat GDP dan tigkat harga di dalam negeri. Perekonomian tertutup Perekonomian terbuka Md = Ø (P, Q, r) Md = Ø ( P, Q, r, rF) Dimana r = tingkat bunga di dalam negeri rF = tingkat bunga di luar negeri Jumlah uang (rupiah) yang beredar tergantung pada dua faktor tambahan, yaitu posisi dari Neraca Perdagangan dan besar kecilnya aliran modal dari dan ke luar negeri. Secara umun, kita bisa merumuskan jumlah uang yang beredar dengan Ms = Ms + n.h (X – M + K) Dimana Ms = uang yang beredar dalam perekonomian tertutup n = money multiplier h = bagian dari perubahan cadangan yang di rupiahkan K = aliran netto modal ke dalam luar negeri Dalam teori makro yang sederhana, K di anggap terdiri dari dua unsur: a. unsur yang tidak terpengaruh oleh faktor – factor ekonomis b. unsur yang dipengaruhi oleh faktor ekonomis, khususnya oleh perbedaan antara tingkat bunga di luar negeri dan tingkat bunga di dalam negeri. Jadi, K = K + K (rF,r) Dimana K = aliran modal yang autonomous Secara gafik, kalau kita anggap bahwa neraca perdagangan tidak surplus ataupun defisit, pengaruh di bukanya perekonomian terhadap Ms adalah berikut.

c.       Harga

Dalam model perekonomian terbuka, kita tidak lagi hanya mempunyai satu tingkat harga umum P, tetapi paling tidak ada dua tingkat umum, yaitu tingkat harga umum yang berlaku di dalam negeri (P) dan tingkat harga umum yang berlaku di luar negeri atau P$f. P$f adalah harga barang – barang yang di jual atau dibeli di pasar luar negeri, yang dinyatakan dalam mata uang asing . Harga jual ekspor kita dan harga beli impor di tentukan oleh P . Tetapi yang lebih penting bagi warga masyarakat di dalam negeri adalah berapa harga barang – barang tersebut kalau dinyatakan dalam satuan uang dalam negeri. Antara P dan P , yaitu harga ekuivalensinya dalam satuan uang dalam negeri, di hubungkan oleh kurs devisa, E P = E . P E merupakan harga dari setiap $ dinyatakan dalam rupiah (misalnya, E = Rp 650 per US $) Jadi kita lihat bagaimana perubahan E dan P bisa mempengaruhi secara luas dalam negeri, yaitu melalui perubahan nilai X dan M yang mengikutinya. Dalam model pereonomian terbuka, baik X maupun M dipengaruhi oleh harga luar negeri relatif terhadap harga dalam negeri. Perumusan fungsi ekspor impor menjadi : X = X (P . E / P) M = M (Y, Pf . / P) Terlihat disini bahwa yang relevan bagi para pelaku ekonomi dalam negeri adalah harga relatif antara harga luar negeri yang dinyatakan dalam satuan uang dalam negeri dengan harga dalam negeri. Jadi meskipun seandainya P tidak berubah, kalau E berubah maka P berubah, dan ini selanjutnya mempunyai pengaruh terhadap perekonomian dalam negeri.

4.        Masalah keseimbangan intern dan keseimbangan ekstern
Dalam perekonomian tertutup, masalah ekonomi makro yang utama adalah bagaimana mencapai tingkat output employment tanpa inflasi. Sasaran ini sering disebut dengan istilah keseimbangan intern atau internal balance. Dalam perekonomian terbuka disamping sasaran tersebut ada satu sasaran lain yang biasanya ingin pula dicapai, yaitu neraca pembayaran yang seimbang. Sasaran yang kedua ini sering disebut dengan istilah keseimbangan ekstern atau eksternal balance. Ada dua masalah pokok dalam teori makro yang berkaitan dengan sasaran keseimbangan intern dan keseimbangan ekstern ini. Yang pertama adalah masalah kemungkinan ketidakserasian antara kedua sasaran tersebut. Bila keseimbangan intern tercapai belum tentu keseimbangan ekstern otomatis tercapai. Demikian pula sebaliknya tercapainya keseimbangan ekstern tidak menjamin tercapainya keseimbangan intern. Masalah pokok yang kedua, yang berkaitan erat dengan masalah pertama, berkisar sekitar penentuan kebijaksanaan atau kombinasi dari kebijaksanaan – kebijaksanaan yang tepat bagi tercapainya kedua sasaran tersebut secara bersama – sama. Secara teoritis bisa ditunjukkan bahwa kedua sasaran tersebut bisa dicapai secara simultan asal saja bisa dirumuskan suatu kombinasi yang tepat antara kebijaksanaan yang bersifat mempengaruhi tingkat pengeluaran agregat, dengan kebijaksanaan yang mempengaruhi komposisi pengeluaran tersebut, khususnya komposisi antara pengeluaran tersebut, khususnya komposisi antara pengeluaran untuk barang yang hanya di perdagangkan di dalam negeri dan pengeluaran untuk barang yang di perdagangkan di luar negeri.

5.        Masalah ketidakserasian
Dalam dunia klasik, masalah ketidakserasian tidak timbul. Hal ini di sebabkan karena baik secara intern maupun secara ekstern, perekonomian klasik mengandung di dalamnya mekanisme penyesuaian otomatis. Dan yang lebih penting lagi mekanisme penyesuaian internnya konsisten dengan mekanisme penyesuaian eksternnya. Kedua mekanisme tersebut bekerja saling membantu untuk tercapainya sasaran keseimbangan ekstern dan keseimbangan intern secara simultan. Dan yang palng menarik dari kedua mekanisme ini adalah bahwa pemerintah tidak perlu bertindak apa – apa, dan mekanisme tersebut secara otomatis akan membawa perekonomian ke posisi idealnya. Setiap Negara menginginkan kedaulatannya dalam mengatur perekonomian nasional masing – masing, dan tidak rela tunduk pada mekanisme alamiah yang tidak memberi peluang bagi pemerintah nasional untuk bertindak demi kepentingan nasionalnya.

Kita sebutkan diatas bahwa dalam model perekonomian terbuka impor ditentukan oleh tingkat pendapatan nasional dan tingkat harga luar negeri relatif terhadap tingkat harga dalam negeri : M = M (Y, P .E / P) Sedangkan ekspor dipengaruhi oleh tingkat harga luar negeri relatif terhadap tingkat harga dalam negeri : X = X (P .E / P). Dengan tingkat pendapatan nasional Y dan tingkat harga dalam negeri P, kita berada pada posisi P .E/P pada sumbu horizontal. Kalau ditarik garis keatas, maka akan diperoleh posisi C dan A yang berkaitan dengan tingkat ekspor Xo dan tingkat impor Mo. Jadi akan ada deficit dalam neraca pembayaran sebesar (Mo – Xo). Jadi dengan adanya keseimbangan intern Y, P, keseimbangan ekstern tidak tercapai. Tetapi seandainya dengan nilai keseimbangan Y posisi fungsi impor adalah M(y), maka tercapainya keseimbangan intern dibarengi dengan tercapainya keseimbangan ekstern, karena pada posisi B neraca pembayaran seimbang. Yang perlu ditekankan disini adalah bahwa posisi yang ideal seperti titik B hanya tercapai: secara kebetulan dengan dilaksanakannya kombinasi kebijaksanaan makro yang tepat Posisi tersebut tidak akan tercapai secara otomatis. Inilah inti dari apa yang kita sebut sebagai masalah ketidakserasian antara keseimbangan intern dan keseimbangan ekstern.

6.        Kebijakan dan peristiwa memengaruhi perekonomian terbuka
Defisit negara pemerintah
Ketika pemerintah mengalami defisit anggaran, jumlah penawaran dana pinjaman berkurang. Tingkat suku bunga naik untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan dana pinjaman. Tingkat suku bunga yang lebih tinggi mengurangi arus keluar modal neto. Berkurangnyaarus keluar modal neto, pada akhirnya, mengurangi penawaran mata uang lokal di pasar pertukaran valuta asing . Penurunan mata uang asing ini menyeimbabkan nilai tukar riil terapresiasi. Apresiasi nilai tukar mendorong neraca perdagangan kea rah defisit.
Dampak – dampak kuota impor
Ketika pemerintah Malasya menerapkan kuota impor mobil dari Jepang, tidak terjadi apa-apa di pasar dana pinjaman . Satu-satunya dampak meningkatkan ekspor neto (ekspor dikurangi impor) untuk setiap nilai tukar riil. Akibatnya, permintaan ringgit Malasya di pasar-pasar pertukaran valuta asing meningkat. Peningkatan permintaan ringgit ini mengapresiasi nilai mata uang ringgit. Apresiasi mata uang ringgit cenderung mengurangi ekspor neto sehingga mengimpaskan dampak langsung dari kuota impor terhadap neraca perdagangan.
Dampak-dampak pelarian modal
Jika orang memutuskan bahwa Filipina merupkan tempat beresiko untuk menyimpan tabungannya, mereka akan memindahkan modal mereka ke tempat yang lebih aman seperti Amerika Serikat, yang mengakibatkan peningkatan arus keluar modal neto Filipina. Oleh karena itu, permintaan untuk dana pinjaman di Filipina naik dan ini mendorong tingkat suku bunga riil Filipina. Karena arus modal neto lebih tinggi untuk semua tingkat suku bunga. Pada saat yang bersamaan, di pasar pertukaran valuta asing, penawaran peso naik. Kenaikan penawaran peso ini menyebabkan peso terdepresiasi sehingga peso lebih bernilai dibandingkan dengan mata uang lain.
Kebijakan Perdagangan
Merupakan kebijakan pemerintah yang secara langsung memengaruhi jumlah barang dan jasa yang diimpor atau diekspor oleh suatu Negara. Kebijakan perdagangan ada dalam berbagai bentuk. Salah satu, jenis kebijakan perdagangan yang umum adalah tarif, pada pajak barang impor. Jenis lainnya adalah kuota impor, batasan jumlah barang tertentu yang dapat diproduksi di luar negeri dan dijual di dalam negeri.

7.        Instrumen-instrumen Kebijaksanaan Fiskal dan Moneter
Keserasian keseimbangan intern dan keseimbangan ekstern tidak dating dengan sendirinya. Pemerintah harus dengan sadar melalui kebijakan atau regulasi berusaha mencapainya. Masalahnya adalah bagaimana caranya pemerintah dapat membuat suatu kebijakan yang tepat.
Kelompok kebijakan pertama adalah expenditure reducing/increasing policies. Yang termasuk kebijakan ini diantaranya adalah semua kebijakan fiscal dan moneter yang mempunyai efek utama terhadap tingkat Z. Misal perubahan pengeluaran pemerintah (∆G), kebijakan tingkat bunga dalam negeri (r), penambahan jumlah uang beredar (∆Ms), penurunan /peningkatan pajak pendapatan, dan lain-lainnya.
Kelompok kebijakan kedua adalah expenditure switching policies. Yang termasuk kebijakan ini diantaranya adalah semua kebijakan yang mempunyai efek utama terhadap tingkat ekspor dan impor, misalnya kebijakan kurs devisa (devaluasi/revaluasi), pembatasan terhadap impor dan bea masuk, dan lain-lainnya.
Dua dalil umum mengenai kedua keseimbangan diatas, yaitu: 1) kombinasi kebijakan terkait keserasian dua keseimbangan adalah tergantung pada posisi awal dari perekonomian tersebut terjadi, dan 2) menerapkan dalil Tinbergen-Meade, yaitu suatu dalil yang menjelaskan bahwa untuk mencapai keserasian kedua keseimbangan tersebut perlu dilakukan dua sasaran atau target secara bersama-sama dan tidak boleh hanya untuk salah satu keseimbangan saja yaitu dengan menerapkan dua kebijakan diatas secara bersama-sama dan simultan.




DAFTAR PUSTAKA


salam dari penulis

hai readers :)
maaf baru bisa share lagi sekarang, semoga semua postingan di blog ini bisa bermanfaat yaa, terima kasih sudah berkunjung :D

Parafrase Lirik Lagu Sunda



DURIAT
Cipt. Doel Sumbang & Sugandi

Dina hate kuring anjeun cicing
Dina hate anjeun kuring cicing
Bener-bener henteu bisa ngejat
Dibeungkeut ku tali duriat

Sanajan loba nu daratang
Pating kuriling neangan lawang
Pating kaletrok kana panto hate
Tapi ku urang teu dipalire

Duriat teu bisa digantian ku rupa
Duriat teu bisa dihilian ku harta
Duriat teu bisa di aya-aya
Duriat datangna heunteu kapaksa

Dikotretkeun dina hate tidituna
Diguratkeun dina rasa tidituna
Dibuka di baca ku urang duaan
Di jaga di riksa pinuh rasa ka heman

Parafrase :
          Tembang ieu ngagambarkeun yen dina hate kuring ajeunna cicing, dina hate anjeunna kuring cicing. Bener-bener henteu bisa indit lantaran kabeungkeut ku tali duriat.
          Sanajan loba anu daratang, nguriling lawang neangan panto hate tapi ku urang teu dipalire.
          Duriat teu bisa digantian ku rupa naon-naon oge, duriat teu bosa dihilian ku harta lantaran duriat sakitu hebatna. Duriat teu bisa di aya-aya tur teu bisa dipaksa.
          Dikotretkeun dina hate ti dituna. Diguratkeun dina rasa ti dituna. Dibuka tur dibaca ku duaan, tur dijaga  di riksa pinuh ku rasa ka heman.


DINA AMPARAN SAJADAH
Cipt. Doel Sumbang
Dina amparan sajadah
Abdi sumujud pasrah
Diri nu lamokot ku dosa
Nyanggakeun sadaya daya

Dina amparan sajadah
Abdi sumujud pasrah
Mundut panghampura Gusti
Ya Allah Robbul 'izzati

Taya deui
Panglumpatan
Taya deui 
Pamuntangan
Mung Allah pangeran abdi
Pangeran anu sajati

Parafrase :
         Tembang ieu ngagambarkeun hiji jalma anu sujud dina amparan sajadah, pasrah sumujud diri nu lomokot ku dosa, nyanggakeun sadaya-daya.
           sumujud pasrah dina amparan sajadah, menta panghampura Gusti Alloh ya Robbul 'izzati.
           Mung Alloh pangeran anu sajati. Teu aya deui panglumpatan. Teu aya deui pamuntangan.

by:sukmawati

Sajak



SALIRA
Beurang peuting teu katembong
Panas hujan teu karasa
Endah bentang endah alam kaelehan
Ku salira dina manah anu nyata
Endah gusti nu dicipta
Yen eta anjeun salira

Ti kulon ka wetan
Ti dieu ka ditu
Teu weleh kapikiran
Salira nu sampurna
Raga tur sagalana
Gusti Alloh nu miboga
by: sukmawati