BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Dalam rangka penyusunan Laporan/Neraca
konsolidasi pada dasarnya pengertian terhadap metode dan prosedur pencatatan
Investasi Saham adalah penting. Hal ini berhubungan erat dengan sifat dan dasar
dari titik tolak untuk eliminasi yang diperlukan terhadap
pos-pos/rekening-rekening yang timbal balik diantara perusahaan induk dan
perusahaan anak. Akan tetapi terlepas dari metode pencatatan yang digunakan terhadap
investasi saham pada perusahaan anak, pada pokoknya penyusunan laporan/neraca
konsolidasi didasarkan atas suatu pandangan bahwa perusahaan induk dan
perusahaan-perusahaan anaknya merupakan satu-kesatuan ekonomi.
Prosedur pencatatan investasi
saham dapat dipakai salah satu dari dua metode yaitu: pertama, perusahaan induk
dapat mengakui dan mencatat setiap perubahan (perkembangan) yang terjadi
terhadap hak-hak pemegang saham perusahaan anak, dengan jalan melakukan
penyesuaian terhadap rekening Investasi Saham; dan yang kedua, tetap mencatat
Investasi Saham pada perusahaan anak sebesar harga perolehannya (original cost).
1.2.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
dari penjelasan diatas penulis mengemukakan rumusan masalah yang akan dibahas
adalah sebagai berikut:
1.2.1.
Apa saja yang
berkaitan dengan Laporan Keuangan Konsolidasi?
1.2.2.
Bagaimana proses
Laporan Keuangan Konsolidasi?
1.3.
Tujuan
1.3.1.
Mengetahui dan
memahami hal-hal yang berkaitan dengan Laporan Keuangan Konsolidasi.
1.3.2.
Mengetahui
proses Laporan Keuangan Konsolidasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Perusahaan Induk dan Perusahaan Anak
2.1.1.
Perusahaan Induk
Perusahaan yang menguasai/memiliki lebih dari 50% saham yang beredar di
suatu perusahaan. Kepemilikan ini akan mengakibatkan adanya penguasaan control
dari perusahaan induk kepada perusahaan anak. Perusahan induk sering juga
disebut dengan pemegang saham mayoritas.
2.1.2. Perusahaan Anak
Adalah perusahaan yang
sebagian besar saham-sahamnya dikuasai oleh perusahaan lain.
Hubungan antara
perusahaan anak dan perusahaan induk disebut juga dengan hubungan Afiliasi.
2.2.
Pengertian Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan Keuangan Konsolidasi adalah
Laporan yang menyajikan posisi keuangan dan hasil operasi untuk induk
perusahaan (entitas pengendali) dan satu atau lebih anak perusahaan (entitas
yang dikendalikan) seakan-akan entitas-entitas individual tersebut merupakan
satu entitas atau perusahaan satu perusahaan.
Dari
pengertian umum diatas, dapat kita tarik suatu pemahaman bahwa; Laporan
Keuangan Konsolidasi diperlukan apabila salah satu perusahaan yang bergabung
memiliki kontrol terhadap perusahaan lain, dan sebaliknya laporan keuangan
konsolidasi tidak diperlukan apabila satu perusahaan tidak memiliki kontrol
terhadap perusahaan lain. Artinya, jika
tidak memiliki hak kendali (control) yang lebih, maka mereka adalah badan usaha
(entity) mandiri, artinya mereka masing-masing akan membuat laporan keuangan
yang sendiri-sendiri dan tidak mungkin untuk digabungkan, ditambahkan atau yang
sejenisnya. Jadi, tidak ada maksud untuk membuat sebuah laporan keuangan
konsolidasi.
Syarat utama suatu laporan keuangan
anak perusahaan dikonsolidasi ke dalam laporan keuangan induk perusahaannya
adalah bila:
(1)
Kepemilikan
(penyertaan) saham di anak perusahaan melebihi 50%.
(2)
Kepemilikan
(penyertaan) saham di anak perusahaan kurang dari 50% tapi induk perusahaan
mempunyai pengendalian di anak perusahaan (perusahaan asosiasi) dimaksud.
Yang
dimaksud pengendalian di point 2 di atas adalah bahwa induk perusahaan bisa
mempunyai kemampuan untuk mengatur, menentukan kebijakan dan keputusan yang
akan diambil di anak perusahaan yang bersangkutan. Pengendalian ini bisa
dilihat juga dari struktur manajemen yang ada di anak perusahaan dimana
sebagian besar manajemen yang duduk di dalamnya adalah manajemen yang juga
duduk di induk perusahaan.
Berbicara tentang penyertaan saham, ada 3 hal yang
perlu diperhatikan:
(1) Penyertaan saham di bawah 20% diakui dengan
menggunakan metode Harga Perolehan (At Cost).
(2) Penyertaan saham di atas 20% sampai 50% diakui
dengan menggunakan metode Ekuitas (Equity).
(3) Penyertaan saham di atas 50% akan dikonsolidasi.
Pencatatan
penerimaan dividen dari anak perusahaan/perusahaan asosiasi yang harus
dilakukan di perusahaan penerima dividen berdasarkan kepemilikan saham di atas:
(1)
Bila penyertaan
saham < 20% maka pencatatan yang dilakukan adalah dengan mendebet Bank dan
mengkredit Pendapatan Dividen (akun di Laporan Laba Rugi).
(2)
Bila penyertaan
saham di atas 20% maka pencatatan yang dilakukan adalah dengan mendebet Bank
dan mengkredit Penyertaan Saham (akun Neraca).
Setelah memahami tentang penyertaan
saham di atas, kita dapat melanjutkan pembicaraan tentang konsolidasi laporan
keuangan.
Dalam melakukan konsolidasi ada hal
yang perlu diperhatikan yaitu semua transaksi yang dilakukan antar perusahaan
yang akan dikonsolidasikan harus dihilangkan dengan cara melakukan jurnal
eliminasi.
Penyertaan saham di induk
perusahaan dan modal saham disetor di anak perusahaan dapat dihilangkan dengan
menggunakan jurnal eliminasi sebagai berikut:
(1)
Mendebet modal
saham sebesar modal saham disetor yang ada di anak perusahaan.
(2)
Mengkredit
penyertaan saham di induk perusahaan dan mengkredit hak minoritas anak
perusahaan (akun Neraca).
Hak minoritas anak perusahaan ini
adalah selisih antara penyertaan saham yang dilakukan oleh induk perusahaan
dengan modal saham yang ada di anak perusahaan yaitu yang berasal dari
kepemilikan pemegang saham minoritas.
2.3.
Tujuan Laporan Keuangan Konsolidasi
Adapun maksud dan tujuan Laporan
Keuangan Konsolidasi disusun, yaitu: agar dapat memberikan gambaran yang
obyektif dan sesuai atas keseluruhan posisi dan aktivitas dari satu perusahaan
(economic entity) yang terdiri atas sejumlah perusahaan yang berhubungan
istimewa, dimana laporan konsolidasi keuangan diharapkan tidak boleh
menyesatkan pihak-pihak yang berkepentingan dan harus didasarkan pada substansi
atas peristiwa ekonomi juga.
Penyajian
Laporan Keuangan Konsolidasi oleh induk Perusahaan bertujuan untuk memberikan
informasi kepada para pemakai Laporan Keuangan mengenai data keuangan dari
suatu kelompok perusahaaan dalam kelompok tersebut merupakan suatu entitas
hukum yang terpisah satu sama lain.
2.4.
Manfaat Laporan Keuangan Konsolidasi
2.4.1.
Dapat memberikan
gambaran yang jelas tentang total sumber daya perusahaan hasil gabungan di
bawah kendali induk perusahaan, kepada para pemegang saham, kreditor dan
peyedia dana lainnya.
2.4.2.
Dapat memberikan
informasi terkini bagi manajemen induk perusahaan, baik mengenai operasi
gabungan dari entitas konsolidasi dan juga mengenai perusahaan individual yang
membentuk entitas konsolidasi.
Perlu disadari, Disamping memberi manfaat, laporan
keuangan konsolidasi juga dapat menjadi ekses yang tidak baik, antara lain:
(a)
Dapat
menyembunyikan kinerja perusahaan individu yang tidak bagus dengan kinerja
perusahaan lain yang bagus.
(b)
Tidak semua
saldo laba ditahan konsolidasi tersedia untuk dividen induk perusahaan, begitu
pula dengan aktiva.
(c)
Rasio keuangan
berdasarkan laporan keuangan konsolidasi yang terbentuk tidak mencerminkan
kondisi entitas yang membentuk konsolidasi maupun induk perusahaan.
(d)
Beberapa akun
tidak dapat seluruhnya dibandingkan, misalnya akun piutang.
(e)
Banyaknya
informasi tambahan yang dibutuhkan untuk memberikan penyajian yang wajar.
2.5.
Sifat-Sifat Laporan Keuangan Yang Dikonsolidasikan
2.5.1.
Laporan keuangan
konsolidasi adalah model laporan akuntansi untuk menunjukkan pengaruh ekonomi
dari penggabungan dua atau lebih perusahaan yang tersendiri, yang didasarkan
atas pemilikan dan pengendalian bersama meskipun peleburan secara hukum tidak
dilakukan.
2.5.2.
Dalam menyusun
neraca konsolidasi untuk perusahaan induk dan anak, perusahaan anak ini
dipandang seakan-akan sebagai cabang; aktiva dan kewajiban masing-masing
perusahaan anak digabungkan dengan aktiva dan kewajiban perusahaan induk;
pos-pos silang yang tidak mempunyai arti penting apabila kesatuan usaha
bersangkutan dipandang sebagai kesatuan usaha tunggal harus dihapuskan.
2.5.3.
Neraca
perusahaan induk yang melaporkan saham perusahaan anak sebagai investasi, dan
neraca perusahaan anak yang melaporkan kepentingan yang dipegang oleh
perusahaan induk sebagai modal saham.
2.6.
Masalah-Masalah Umum Yang Dihadapi Dalam Penyusunan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Ada beberapa masalah umum yang senantiasa timbul di
dalam rangka penyusunanneraca konsolidasi. Masalah-masalah tersebut antara lain
timbul dan dipengaruhi oleh :
2.6.1.
Periode di mana
laporan / neraca konsolidasi tersebut disusun.
Misalnya:
penyusunan neraca konsolidsi sesaat setelah terjadi pemilikan saham-saham,
berbeda dengan neraca konsolidasi yang disusun satu tahun (periode) kemudian
berhubung telah terjadinya perubahan-perubahan di dalam pos-pos neraca.
2.6.2.
Jumlah saham
yang dimiliki oleh perusahaan induk, dan harga perolehan (pengorbanan) yang
telah dikeluarkan untuk memperoleh saham tersebut.
Misalnya:
penyusunan neraca knsolidasi di mana saham-saham dibeli dengan harga di atas
nilai bukunya berbeda dengan penyusunan neraca konsoidasi apabila saham-saham
diperoleh dengan harga yang sama dan kurang dari nilai bukunya.
2.7.
Gambaran Umum Proses Konsolidasi
Secara umum, prosedur dan proses
pembuatan Laporan Keuangan Konsolidasi diawali dengan penggabungan dengan cara menambahkan
secara bersama-sama laporan keuangan yang terpisah yang terdiri dari dua
entitas atau lebih. Kemudian, dilakukan penyesuaian dan eliminasi terhadap
transaksi yang terjadi di dalam satu grup.
2.7.1.
Induk memperoleh
100% anak perusahaan pada nilai buku
Perbedaan utama antara
perusahaan terpisah dan neraca konsolidasi dapat dilihat pada Gambar 2.7.1.1.
Penn Corporation memperoleh 100% Skelly Corporation pada saat nilai buku dan
nilai wajar $40.000 dalam suatu penggabungan usaha secara pembelian pada tanggal
1 Januari 20X1. Neraca-neraca yang tampak pada Gambar 2.7.1.1. disajikan sesaat
setelah investasi. “Investasi Penn pada Skelly” tampak pada neraca terpisah
Penn, tetapi tidak terdapat dalam neraca konsolidasi Penn dan anak perusahaan.
Ketika neraca-neraca (neraca Penn dan neraca Skelly) dikonsolidasi, akun
investasi pada Skelly (buku Penn) dan akun ekuitas pemegangt saham (buku
Skelly) dieliminasi karena akun-akun tersebut resiprokal (keduanya mewakili
aktiva bersih Skelly pada tanggal 1 Januari 20X1). Akun-akun Penn dan Skelly
yang tidak resiprokal digabungkan dan dimasukkan dalam neraca konsolidasi Penn
dan anak perusahaan.
Catat bahwa neraca konsolidasi bukan hanya hasil
penjumlahan saldo-saldo akun perusahaan-perusahaan terafiliasi. Akun-akun
resiprokal dieliminasi dalam proses konsolidasi dan hanya akun yang tidak
resiprokal yang digabung. Modal saham yang tampak dalam neraca konsolidasi
adalah modal saham induk perusahaan, dan saldo laba konsolidasi adalah saldo
laba induk perusahaan.
Gambar 2.7.1.1.
Sumber: Akuntansi Lanjutan Edisi Tujuh hal-75
2.7.2.
Induk Memperoleh 100% anak perusahaan (dengan Goodwill)
Neraca konsolidasi yang
disajikan dalam Gambar 2.7.1.1. dibuat untuk induk perusahaan yang membeli
semua saham Skelly pada nilai buku. Jika Penn membeli semua saham Skelly
seharga $50.000, maka akan ada kelebihan biaya investasi terhadap nilai buku
yang diperoleh sebesar $10.000 (biaya investasi sebesar $50.000 dikurangi
dengan ekuitas pemegang saham Skelly sebesar $40.000). Jumlah $10.000 tersebut
tampak dalam neraca konsolidasi pada saat akuisisi sebagai aktiva sebesar
$10.000. dalam hal ketiadaan bukti bahwa aktiva bersih yang dapat
diidentifikasi dinilai terlalu rendah, aktiva ini ($10.000) diasumsikan menjadi
goodwill. Prosedur untuk menyiapkan neraca konsolidasi diilistrasikan dalam
Gambar 2.7.1.2. untuk Penn, dengan asumsi Penn membayar sebesar $50.000 untuk
saham beredar Skelly.
Hanya satu ayat jurnal
dalam kertas kerja yang diperlukan untuk mengkonsolidasi neraca Penn dan Skelly
pada saat akuisisi. Agar mudah, ayat jurnal tersebut dibuat dalam bentuk jurnal
umum:
(a)
Modal saham $30.000
Saldo laba $10.000
Goodwill $10.000
Investasi pada Skelly $50.000
(Untuk mengeliminasi akun invesatsi dan ekuitas yang resiprokal dan
untuk menetaapkan kelebihan biaya investasi terhadap nilai buku yang diperoleh
pada goodwill)
Gambar 2.7.1.2
Sumber: Akuntansi Lanjutan Edisi Tujuh hal-76
Ayat jurnal yang terdapat pada Gambar 2.7.1.2.
hanyalah penyesuaian dalam kertas kerja dan eliminasi dan tidak dicatat dakam
akun induk perusahaan atau anak perusahaan. Ayat jurnal tersebut tidak akan
pernah dijurnal atau diposting. Tujuan ayat jurnal tesebut hanyalah mempermudah
penyelesaian kertas kerja untuk mengkonsolidasi induk perusahaan dan anak
perusahaan pada dan untuk periode yang berakhir pada tanggal tertentu.
Untuk periode-periode yang akan datang, perbedaan
antara saldo akun investasi dan ekuitas
anak perusahaan akan berurang karena amortisasi atas goodwill. Jika goodwill
diamortisasi selama 10 tahun, perbedaan antara saldo akun investasi pada Skwlly
dan total ekuitas pemegang saham Skelly pada tanggal 31 Desember 20X1akan
sebesar $9.000 , pada tanggal 31 Desember 20X5 sebesar $5.000 dan seterusnya.
2.7.3.
Induk perusahaan
memperoleh 90% anak perusahaan (dengan Goodwill)
Diasumsikan
sebagai ganti akuisisi semua saham beredar Skelly, Penn memperoleh 90%
saham Skelly dengan harga $50.000. pada
kasus ini, kelebihan biaya administrasi terhadap nilai buku yang diperoleh
adalah sebesar $14.000 (biaya sebesar $50.000 dikurangi dengan nilai buku yang
diperoleh sebesar $36.000). dan ada hak minoritas pada Skelly sebesar $4.000
(ekuitas sebesar $40.000 dikali 10%). Prosedur untuk menyiapkan neraca
konsolidasi Penn dan Skelly berdasarkan asumsi kepemilikan 90% diilustrasikan
dalam kertas kerja pada Gambar 2.7.1.3. ayat jurnal kertas kerja untuk
mengkonsolidasikan neraca Penn dan Skelly dan mengakui hak minoritas Skelly
pada tanggal akuisisi adalah:
(a)
Modal saham
Skelly $30.000
Saldo laba Skelly $10.000
Goodwill $14.000
Investasi pada Skelly $50.000
Hak minoritas $ 4.000
Untuk mengeliminasi saldo invesatasi dan ekuitas
yang resiprokal, untuk menetapkan $14.000 kelebihan biaya investasi ($50.000)
terhadap nilai buku yang diperoleh ($36.000) pada goodwil, dan untuk mengakui
$4.000 hak minoritas pada aktiva bersih Skelly (ekuitas $40.000 dikali 10% hak
minoritas).
2.7.4.
Hak minoritas
Seluruh aktiva dan kewajiban anak perusahaan
dimasukkan dalam neraca konsolidasi dan pengurangan yang terpisah dlakukan
untuk bagian hak minoritas atas aktiva bersih anak perusahaan.
Karena kertas kerja menjadi dasar penyiapan laporan
keuangan formal, pertanyaan yang muncul adalah bagaimana seharusnya hak
minoritas sebesar $4.000 yang tampak dalam Gambar 2.7.1.3. dilaporkan dalam
neraca formal, meskipun dalam praktiknya dapat bermacam-macam sesuai dengan
klasifikasinya, pada umumnya hak minoritas pada anak perusahaan ditunjukkan
sebagai jumlah tngga dalam bagian kewajiban pada neraca konsolidasi, seringkali
dibawah (setelah) kewajiban jangka panjang. Pada dasarnya, klasifikasi
kepemilikan pemegang saham minoritas sebagai kewajiban aadalah inkonsisten
karena hak minoritas mewakili investasi ekuitas pada aktiva bersih konsolidasi
oleh pemegang saham dluar struktur afiliasi. Sebagai alternatif adalah
memasukkan hak minoritas dalam ekuitas
pemegang saham konsolidasi atau dalam bagian tersendiri hak minoritas. Apabila
diklasifikasikan sebagai ekuitas pemegang saham, hak minoritas seharusnya
dipisahkan dari ekuitas sebagai pemegang saham mayoritas, yaitu pemegang saham
induk perusahaan.
Gambar 2.7.1.3.
Sumber: Akuntansi Lanjutan Edisi
Tujuh hal-78
Sebagai bagian dari
proyek konsolidasi, membuat keputusan awal dalam diskusinya mengenai penyajian
hak minoritas (non controlling interest):
(1) Hak
minoritas pada anak harus ditampilkan dan diberi judul pada neraca konsolidasi.
(2) Pendapatan
yang menjadi bagian hak minoritas bukanlah beban atau kerugian, melainkan
pengurang laba bersih konsolidasi untuk menentukan pendapatan yang menjadi hak kepentingan
pengendali (controlling interest).
(3) Kedua
komponen laba bersih konsolidasi (laba bersih yang menjadi hak minoritas dan pendapatan
kepentingan pengendali) harus di ungkapkan secara jelas pada laporan laba rugi
konsilidasi.
2.7.5.
Neraca
konsilidasi setelah akuisisi
Saldo-saldo
akun baik induk perusahaan maupun anak perusahaan berubah untuk merefleksikan
operasi masing-masing setelah hubungan induk–anak dibentuk. selanjtnya,
penyesuain penyesuaian tambahan diperlukan untuk mengeliminasi saldo-saldo lain
yang resiprokal. Jika neraca konsolidasi diselesaikan antara waktu pengumuman
dan waktu pembayan deviden oleh anak perusahaan, buku induk perusahaan akan
menunjukan akun piutang deviden yang resiprokal dengan akun hutang deviden yang terdapat pada buku anak perusahaan, karena
saldo-saldo tersebut tidak mewakili jumlah piutang atau hutang dari/kepada
pihak-pihak di luar kelompok afiliasi, saldo-saldo tersebut adalah resiprokal
yang dieliminasi dalam penyiapan laporan konsolidasi. Piutang dan hutang
antar perusahaan lainnya seperti akun piutang dan akun hutang adalah
akun resiprokal yang dieliminasi dalam penyiapan laporan konsolidasi.
Neraca
Penn dan Skelly pada tanggal 31 desember 20X1, satu tahun setelah afiliasi,
terdiri dari:
Gambar 2.7.1.4.
Sumber: Akuntansi Lanjutan Edisi
Tujuh hal-79
Asumsi:
(1)
Penn memperoleh
90% kepemilikan Skelly seharga $50.000 pada tanggal 1 Januari 20X1 ketika
ekuitas pemegang saham Skelly $40.000.
(2)
Hutang usaha
Skelly termasuk hutangnya pada Penn sebesar $5.000.
(3)
Goodwill
diamortisasi selama 10 tahun.
(4)
Selama tahun
20X1 Skelly memperoleh pendapatan $20.000 dan mengumumkan deviden sebesar
$10.000.
Kertas kerja neraca konsolidasi yang merefleksikan
informasi diatas, ditunjukkan dalam Gambar 2.7.1.5. saldo akun investasi pada
Skelly pada tanggal 31 Desember 20X1 ditentukan dengan metode ekuitas.
Perhitungan saldo akun investasi pada tanggal 31Desember 20X1 adalah sebagai
berikut:
Investasi 1 Januari, 20X1 $50.000
Tambah: 90% dari $20.000 laba bersih Skelly tahun
20X1 $18.000
Kurang: dari 90% $10.000 deviden Skelly tahun 20X1 ($9.000)
Kurang: amortisasi goowill ($14.000/10 tahun) ($1.400)
$57.600
Sekalipun jumlah-jumlah yang digunakan berbeda, pada
dasarnya proses pengkonsolidasian neraca setelah akuisisi adalah sama pada saat
akuisisi. Pada semua kasus, jumlah akun investasi pada anak perusahaan
dieliminasi dan akun ekuitas anak perusahaan dieliminasi. Kelebihan saldo akun
diinvestasi terhadap nilai buku kepemilikan (dalam ilustrasi ini goodwill)
dimasukkan kedalam kertas kerja selama proses eliminasi saldo investasi dan
ekuitas yang resiprokal. Goodwill tidak muncul kedalam buku induk perusahaan
dan ditambahkan pada bagian aktiva ketika kertas kerja disiapkan. Hak minoritas
adalah sama dengan persentase kepemilikan minoritas dikalikan dengan ekuitas
anak perusahaan pada tanggal neraca. Saldo laba konsolidasi adalah sama dengan
saldo laba induk perusahaan. Agar mudah, ayat jurnal kertas kerja yang
diperlukan untuk mengkonsolidasi neraca Penn dan Skelly dibuat dalam bentuk
jurnal umum:
Gambar 2.7.1.5.
Sumber: Akuntansi Lanjutan Edisi
Tujuh hal-78
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Laporan Keuangan Konsolidasi adalah
Laporan yang menyajikan posisi keuangan dan hasil operasi untuk induk
perusahaan (entitas pengendali) dan satu atau lebih anak perusahaan (entitas
yang dikendalikan) seakan-akan entitas-entitas individual tersebut merupakan
satu entitas atau perusahaan satu perusahaan.
Laporan Keuangan Konsolidasi
diperlukan apabila salah satu perusahaan yang bergabung memiliki kontrol
terhadap perusahaan lain, dan sebaliknya laporan keuangan konsolidasi tidak
diperlukan apabila satu perusahaan tidak memiliki kontrol terhadap perusahaan
lain.
Syarat utama suatu laporan keuangan
anak perusahaan dikonsolidasi ke dalam laporan keuangan induk perusahaannya
adalah bila:
(3)
Kepemilikan
(penyertaan) saham di anak perusahaan melebihi 50%.
(4)
Kepemilikan
(penyertaan) saham di anak perusahaan kurang dari 50% tapi induk perusahaan
mempunyai pengendalian di anak perusahaan (perusahaan asosiasi) dimaksud.
Secara umum, prosedur dan proses
pembuatan Laporan Keuangan Konsolidasi diawali dengan penggabungan dengan cara menambahkan
secara bersama-sama laporan keuangan yang terpisah yang terdiri dari dua
entitas atau lebih. Kemudian, dilakukan penyesuaian dan eliminasi terhadap
transaksi yang terjadi di dalam satu grup.
DAFTAR PUSTAKA
Diningtyas
A. 2014. Laporan Keuangan Konsolidasi.
http://litaciiechamenddh.blogspot.co.id/2012/11/laporan-keuangan-konsolidasi.html
Floyd A. Beams, Amir Abadi Yusuf. (2000). Akuntansi
Kuangan Lanjutan di Indonesia Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat.
Floyd A. Beams, John, Craig D. Shoulders. (2004). Akuntansi Lanjutan Edisi Tujuh. Jakarta:
PT. Indeks Kelompok Gramedia.
Lestari
L. 2012. Laporan Keuangan Konsolidasi.
http://litaciiechamenddh.blogspot.co.id/2012/11/laporan-keuangan-konsolidasi.html
No comments:
Post a Comment