BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Investasi dalam aktiva
tetap diartikan sebagai proses yang mengacu pada sebuah penganggaran modal.
Penganggaran modal adalah keseluruhan proses menganalisis proyek-proyek dan
menentukan apakah proyek-proyek tersebut harus dimasukkan dalam anggaran modal
(capital budgeting). Proses pengambilan keputusan sebelum melakukan tindakan
dalam suatu perusahaan harus didasari oleh keputusan yang matang. Proses
pengambilan keputusan berkenaan dengan investasi dalam aktiva tetap, yang
memerlukan proposal diterima atau ditolak hal ini mengacu pada penganggaran
modal.
Suatu proyek harus dinilai apakah
akan memberikan pengaruh yang baik terhadap arus kas perusahaan. Keputusan
untuk menerima atau menolak suatu proposal investasi proyek harus mengacu pada
penganggaran modal.
Suatu investai pastinya akan
mengeluarkan kas yang besar dan perusahaan menjadi terikat pada tindakan
tertentu dalam periode yang cukup lama, oleh sebab itu penganggaran modal harus
dilakukan dengan teliti supaya tidak menimbulkan biaya yang mahal. Metode
perhitungan yang biasa digunakan oleh perusahaan adalah NPV, metode ini
membandingkan antara nilai sekarang arus kas masuk dengan arus kas keluar.
1.2.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
dari penjelasan diatas penulis mengemukakan rumusan masalah yang akan dibahas
adalah sebagai berikut:
1.2.1.
Apa itu Investasi?
1.2.2.
Apa itu Capital Budgeting?
1.2.3.
Apa saja yang tergolong Investasi dalam Aktiva Tetap?
1.2.4.
Apa saja Metode untuk penilaian Investasi dalam Aktiva Tetap?
1.3.
Tujuan
1.3.1. Mengetahui
dan memahami tentang Investasi.
1.3.2. Mengetahui
dan memahami tentang Capital Budgeting.
1.3.3. Mengetahui
dan mempelajari penggolongan Investasi dalam Aktiva Tetap.
1.3.4. Mengetahui
dan mempelajari metode untuk penilaian Investasi dalam Aktiva Tetap.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Investasi
Dalam arti sempit investasi didefinisikan sebagai
penanaman modal atau pembentukan modal. Menurut Mankiew (2000), baik rumah
tangga maupun perusahaan membeli barang-barang investasi. Perusahaan membeli barang-barang
investasi untuk menambah persediaan modal dan mengganti modal yang ada yang
telah habis dipakai. Rumah tangga membeli rumah baru juga termasuk keputusan
investasi. Investasi adalah pengkaitan sumber dalam jangka panjang untuk
menghasilkan laba di masa yang akan datang. Lebih jelasnya, investasi pada
hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan
untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Umumnya investasi dibedakan
menjadi dua, yaitu: investasi pada aset-aset finansial (financial assets)
dan investasi pada aset-aset riil (real assets). Investasi pada
aset-aset finansial dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat
deposito, commercial paper, surat berharga pasar uang, dan lainnya.
Investasi dapat juga dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham, obligasi,
waran, opsi, dan lain-lain. Sedangkan investasi pada aset-aset riil dapat
berbentuk pembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan,
pembukaan perkebunan dan lainnya.
2.2. Capital
Budgeting
Penganggaran modal atau capital budgeting merupakan keseluruhan proses dari
perencanaan dan pengambilan keputusan dalam hal pengeluaran dana dimana durasi
untuk mengembalikan dana tersebut lebih dari satu tahun. Capital budgeting
memiliki tujuan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang.
2.2.1.
Manfaat Capital Budgeting:
(a)
Secara terinci mengetahui kebutuhan dana, karena
jangka waktu dari dana yang terikat lebih dari satu tahun.
(b)
Supaya tidak terjadi over investment dan under
investment.
(c)
Meminimalisir terjadinya kesalahan pada decision
making.
2.2.2. Capital Budgeting mempunyai
arti yang sangat penting bagi perusahaan karena:
(a) Dana yang dikeluarkan akan terikat untuk jangka waktu yang panjang.
(b) Menyangkut harapan terhadap hasil penjualan di waktu yang akan datang.
(c) Pengeluaran dana untuk keperluan
biasanya meliputi jumlah dana yang besar.
(d) Kesalahan mengenai pengambilan keputusan mengenai pengeluaran modal
tersebut akan mempunyai akibat yang panjang dan berat.
2.2.3. Tahap dalam menyusun Capital Budgeting:
(a) Biaya proyek harus ditentukan.
(b) Manajemen harus memperkirakan aliran
kas yang diharapkan dari proyek, termasuk nilai akhir aktiva.
(c) Resiko dari aliran kas proyek harus diestimasi (memakai distribusi
probabilitas aliran kas).
(d) Dengan mengetahui resiko dari proyek, manajemen harus menentukan biaya
modal (cost of capital) yang tepat untuk mendiskon aliran kas proyek.
(e) Dengan menggunakan nilai waktu uang, aliran kas masuk yang diharapkan
digunakan untuk memperkirakan nilai aktiva.
(f) Terakhir, nilai sekarang dari aliran kas yang diharapkan dibandingkan
dengan biayanya.
2.3.
Penggolongan Investasi dalam Aktiva Tetap
2.3.1.
Investasi
Penggantian
Ini adalah keputusan investasi penggantian yang
paling sederhana. Aktiva yang sudah mengalami keausan (wear-out) atau sudah
usang harus dilakukan pergantian dengan aktiva yang baru apabila produksi akan
terus dilanjutkan.
2.3.2.
Investasi
Penambahan
Kapasitas sebagai contoh adalah usulan untuk
melakukan pembukaan pabrik baru atau panambahan jumlah mesin. Terkadang
investasi ini bersifat penggantian, misal penggantian mesin yang sudah tua
dengan mesin yang masih baru.
2.3.3.
Investasi
Penambahan Produk Baru
Investasi yang bertujuan untuk menghasilkan produk
baru, namun masih tetap menghasilkan produk yang sudah diproduksi pada saat
ini.
2.3.4.
Investasi
Lain-lain
Ini adalah golongan investasi yang tidak masuk ke
dalam tiga golongan usulan investasi di atas, contohnya investasi pemasangan
alat pendingin, alat pemanas, dll.
2.4.
Metode penilaian Investasi dalam
Aktiva Tetap
Suatu investasi baru yang menyangkut aktiva tetap harus diperhitungkan
secara seksama. Sebab apabila investasi yang telah dilakukan tetapi kemudian
terjadi kekeliruan pada perhitungannya maka akan sulit menarik kembali dana
yang telah tertanam. Dengan demikian menilai ekonomis tidaknya suatu investasi
dapat digunakan beberapa metode yang sering dipakai.
Metode
penilaian investasi dalam Aktiva Tetap dapat dikelompokkan menjadi dua
kategori:
2.4.1.
Metode yang tidak menggunakan nilai sekarang
a) Metode Accounting
Rate of Return
b) Metode
Cash Payback period
2.4.2.
Metode yang menggunakan nilai sekarang
a) Metode Net Present Value
b) Metode Internal Rate of Return
c) Metode Profitability Index
2.5.
Metode yang Digunakan untuk Penilaian Investasi
dalam Aktiva Tetap
2.5.1.
Metode Payback
Periode
Payback Periode merupakan periode yang dibutuhkan
supaya mampu menutup kembali pengeluaran investasi dengan memanfaatkan aliran
kas neto (net cash flow) atau proceed. Resiko akan semakin kecil apabila modal
yang dikeluarkan dapat segera kembali. Kriteria penerimaan proyek yang akan
diterima adalah jika perbandingan antara periode pengembalian lebih rendah dari
periode pengembalian maksimum.
Salah satu kebaikan dari
metode payback period adalah mudah dimengerti dan mudah diterapkan.
Sedangkan kelemahan dari
metode payback period adalah:
(a)
Mengabaikan penerimaan-penerimaan investasi atau proceeds yang diperoleh
sesudah payback period tercapai, sehingga kriteria ini bukan alat pengukur
profitability, melainkan hanya alat pengukur rapidity kembalinya dana.
(b)
Metode ini juga mengabaikan Time Value of Money (nilai waktu dari uang)
2.5.1.1.
Cara Perhitungan
Jika proceeds setiap tahun sama
Jumlah Investasi Payback Period = Proceeds Tahunan
Jumlah Investasi
Payback
Period =
Jumlah Proceeds Tahunan
CONTOH :
Diketahui
jumlah investasi Rp. 10.000.000,-, jumlah proceeds tahunan Rp. 2.000.000,-. Berapa
besarnya payback period?
Jawab:
PP
= 10.000.000 / 2.000.000 = 5 tahun
2.5.1.2.
Cara Perhitungan
Jika proceeds setiap tahun tidak sama
Payback Period
= t +
b - c
d
- c
Dimana:
t = tahun terakhir dimana jumlah cash inflow belum
menutup jumlah investasi
b = jumlah investasi
c = kumulatif cash inflow pada tahun ke t
d = jumlah kumulatif cash inflow pada tahun t+1
CONTOH
:
Diketahui jumlah investasi Rp. 8.500.000,- yang
diperkirakan mempunyai proceeds (cash inflow) selama umurnya adalah sbb:
Tahun 1 Rp. 4.800.000,-
Tahun 2 Rp. 2.200.000,-
Tahun 3 Rp. 3.000.000,-
Berapa besarnya payback period ?
Jawab:
Jumlah investasi Rp. 8.500.000,-
Proceeds tahun 1 (Rp.
4.800.000,-)
Belum tertutup
Rp. 3.700.000,-
Proceeds tahun 2 (Rp.
2.200.000,-)
Belum tertutup
Rp. 1.500.000,-
Proceeds tahun 3 (Rp.
3.000.000,)
Surplus
Rp. 1.500.000,-
Maka:
t
= 2
b
= Rp. 8.500.000,-
c
= Rp. 7.000.000,-
d
= Rp. 10.000.000,-
sehingga:
PP
= 2 + { (8.500.000 - 7.000.000) / (10.000.000 – 7.000.000) }
PP
= 2 + ( 1.500.000/3.000.000)
PP
= 2 + 0,5
PP
= 2 tahun 6 bulan
2.5.2.
Metode Net
Present Value
Net Present Value adalah metode yang cukup populer
digunakan dalam penilaian investasi, karena mampu mengatasi kelemahan dari
metode penilaian yang lain, yaitu memperhatikan nilai waktu dari uang (time
value of money).
Net Present Value atau Nilai Sekarang Bersih dari
suatu investasi didefinisikan sebagai pengurangan dari Present Value Cash
Inflow (Priceeds) dikurangi Present Value Cash Outflow (Outkays).
NPV = PV
Proceeds – PV Outlays
Usulan investasi akan diterima jika jumlah PV
dari keseluruhan proceeds yang diharapkan lebih besar daripada PV dari
investasinya . Jika usul investasi lebih dari satu maka yang dipilih adalah
yang mempunyai NPV terbesar.
Atau:
NPV
positif – diterima: Jika PV arus kas lebih tinggi dari PV investasi awal.
NPV
negatif – ditolak: Jika PV arus kas lebih kecil dari PV investasi awal.
Contoh
Kasus Arus Kas Sama
Suatu perusahaan mempertimbangkan usulan proyek
investasi sebesar Rp.4.000.000,- tanpa nilai sisa dan arus kas pertahun sebesar
Rp. 1.200.000,- selama 5 tahun dengan tingkat pengembalian yang disyaratkan 20
%.
PV
dari proceeds = 1.200.000
x 2,9906* =
Rp.3.588.720,-
PV
dari outlays (Rp.
4.000.000,-)
NPV –Rp.
411.280,-
*Discount factor (DF) yang terdapat pada tabel bunga
dengan tingkat bunga 20% pada deretan tahun ke-5. Usulan proyek ini lebih baik
ditolak, karena NPV nya bernilai negatif.
Contoh Kasus Arus Kas Berbeda
Suatu perusahaan sedang
mempertimbangkan usulan proyek investasi sebesar Rp. 700 juta, dengan tingkat
pengembalian yang disyaratkan 15 %, perkiraan arus kas pertahun.
Tahun
|
Arus Kas
|
1
|
300 juta
|
2
|
250 juta
|
3
|
200 juta
|
4
|
150 juta
|
5
|
100 juta
|
Jawab:
Tahun
(1)
|
Arus Kas
(2)
|
Tingkat Bunga
(3)
|
Nilai Sekarang
(4) = (2)x(3)
|
1
|
300 juta
|
0,8696
|
260.880.000
|
2
|
250 juta
|
0,7561
|
189.025.000
|
3
|
200 juta
|
0,6575
|
131.500.000
|
4
|
150 juta
|
0,5718
|
85.770.000
|
5
|
100 juta
|
0,4972
|
49.720.000
|
Total nilai sekarang (PV) 716,895,000
Investasi awal (OI) (700,000,000)
Nilai sekarang bersih (NPV) 16,895,000
Nilai NPV positif sebesar Rp. 16.895.000, maka
usulan proyek investasi ini layak diterima.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Investasi adalah pengkaitan sumber dalam jangka
panjang untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang. Lebih jelasnya,
investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini
dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Investasi
dalam aktiva tetap diartikan sebagai proses yang mengacu pada sebuah
penganggaran modal. Penganggaran modal adalah keseluruhan proses menganalisis
proyek-proyek dan menentukan apakah proyek-proyek tersebut harus dimasukkan
dalam anggaran modal (capital budgeting). Capital budgeting memiliki tujuan
untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang.
Terdapat
beberapa penggolongan investasi dalam aktiva tetap, diantaranya:
(a)
Investasi
Penggantian
(b)
Investasi
Penambahan
(c)
Investasi
Penambahan Produk Baru
(d)
Investasi
Lain-lain
Metode
penilaian investasi dalam aktiva tetap dapat dikelompokkan menjadi dua
kategori:
(1) Metode yang
tidak menggunakan nilai sekarang
a) Metode
Accounting Rate of Return
b) Metode
Cash Payback period
(2) Metode yang
menggunakan nilai sekarang
a) Metode
Net Present Value
b) Metode
Internal Rate of Return
c) Metode Profitability Index
DAFTAR PUSTAKA
(Diunduh pada hari Rabu, 16/12/2015)
(Diunduh pada hari Rabu,16/12/2015)
(Diunduh pada hari Rabu, 16/12/2015)
(Diunduh pada hari Jumat,
18/12/2015)
(Diunduh pada hari Jumat, 18/12/2015)