Thursday, 4 August 2016

Metode Penilaian Investasi Dalam Aktiva Tetap



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.            Latar Belakang

Investasi dalam aktiva tetap diartikan sebagai proses yang mengacu pada sebuah penganggaran modal. Penganggaran modal adalah keseluruhan proses menganalisis proyek-proyek dan menentukan apakah proyek-proyek tersebut harus dimasukkan dalam anggaran modal (capital budgeting). Proses pengambilan keputusan sebelum melakukan tindakan dalam suatu perusahaan harus didasari oleh keputusan yang matang. Proses pengambilan keputusan berkenaan dengan investasi dalam aktiva tetap, yang memerlukan proposal diterima atau ditolak hal ini mengacu pada penganggaran modal.

Suatu proyek harus dinilai apakah akan memberikan pengaruh yang baik terhadap arus kas perusahaan. Keputusan untuk menerima atau menolak suatu proposal investasi proyek harus mengacu pada penganggaran modal.

Suatu investai pastinya akan mengeluarkan kas yang besar dan perusahaan menjadi terikat pada tindakan tertentu dalam periode yang cukup lama, oleh sebab itu penganggaran modal harus dilakukan dengan teliti supaya tidak menimbulkan biaya yang mahal. Metode perhitungan yang biasa digunakan oleh perusahaan adalah NPV, metode ini membandingkan antara nilai sekarang arus kas masuk dengan arus kas keluar.

1.2.            Rumusan Masalah

Berdasarkan dari penjelasan diatas penulis mengemukakan rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:

1.2.1.      Apa itu Investasi?
1.2.2.      Apa itu Capital Budgeting?
1.2.3.      Apa saja yang tergolong Investasi dalam Aktiva Tetap?
1.2.4.      Apa saja Metode untuk penilaian Investasi dalam Aktiva Tetap?

1.3.            Tujuan
1.3.1.      Mengetahui dan memahami tentang Investasi.
1.3.2.      Mengetahui dan memahami tentang Capital Budgeting.
1.3.3.      Mengetahui dan mempelajari penggolongan Investasi dalam Aktiva Tetap.
1.3.4.      Mengetahui dan mempelajari metode untuk penilaian Investasi dalam Aktiva Tetap.

























BAB II
PEMBAHASAN


2.1.      Pengertian Investasi

Dalam arti sempit investasi didefinisikan sebagai penanaman modal atau pembentukan modal. Menurut Mankiew (2000), baik rumah tangga maupun perusahaan membeli barang-barang investasi. Perusahaan membeli barang-barang investasi untuk menambah persediaan modal dan mengganti modal yang ada yang telah habis dipakai. Rumah tangga membeli rumah baru juga termasuk keputusan investasi. Investasi adalah pengkaitan sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang. Lebih jelasnya, investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu: investasi pada aset-aset finansial (financial assets) dan investasi pada aset-aset riil (real assets). Investasi pada aset-aset finansial dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper, surat berharga pasar uang, dan lainnya. Investasi dapat juga dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham, obligasi, waran, opsi, dan lain-lain. Sedangkan investasi pada aset-aset riil dapat berbentuk pembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan dan lainnya.

2.2.      Capital Budgeting
Penganggaran modal atau capital budgeting merupakan keseluruhan proses dari perencanaan dan pengambilan keputusan dalam hal pengeluaran dana dimana durasi untuk mengembalikan dana tersebut lebih dari satu tahun. Capital budgeting memiliki tujuan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang.

2.2.1. Manfaat Capital Budgeting:

(a)    Secara terinci mengetahui kebutuhan dana, karena jangka waktu dari dana yang terikat lebih dari satu tahun.
(b)   Supaya tidak terjadi over investment dan under investment.
(c)    Meminimalisir terjadinya kesalahan pada decision making.

2.2.2. Capital Budgeting mempunyai arti yang sangat penting bagi perusahaan karena:

(a) Dana yang dikeluarkan akan terikat untuk jangka waktu yang panjang.
(b) Menyangkut harapan terhadap hasil penjualan di waktu yang akan datang.
(c)  Pengeluaran dana untuk keperluan biasanya meliputi jumlah dana yang besar.
(d) Kesalahan mengenai pengambilan keputusan mengenai pengeluaran modal tersebut akan mempunyai akibat yang panjang dan berat.

2.2.3. Tahap dalam menyusun Capital Budgeting:

(a) Biaya proyek harus ditentukan.
(b) Manajemen harus memperkirakan aliran kas yang diharapkan dari proyek, termasuk nilai akhir aktiva.
(c) Resiko dari aliran kas proyek harus diestimasi (memakai distribusi probabilitas aliran kas).
(d) Dengan mengetahui resiko dari proyek, manajemen harus menentukan biaya modal (cost of capital) yang tepat untuk mendiskon aliran kas proyek.
(e) Dengan menggunakan nilai waktu uang, aliran kas masuk yang diharapkan digunakan untuk memperkirakan nilai aktiva.
(f) Terakhir, nilai sekarang dari aliran kas yang diharapkan dibandingkan dengan biayanya.

2.3.            Penggolongan Investasi dalam Aktiva Tetap

2.3.1.      Investasi Penggantian
Ini adalah keputusan investasi penggantian yang paling sederhana. Aktiva yang sudah mengalami keausan (wear-out) atau sudah usang harus dilakukan pergantian dengan aktiva yang baru apabila produksi akan terus dilanjutkan.




2.3.2.      Investasi Penambahan
Kapasitas sebagai contoh adalah usulan untuk melakukan pembukaan pabrik baru atau panambahan jumlah mesin. Terkadang investasi ini bersifat penggantian, misal penggantian mesin yang sudah tua dengan mesin yang masih baru.

2.3.3.      Investasi Penambahan Produk Baru
Investasi yang bertujuan untuk menghasilkan produk baru, namun masih tetap menghasilkan produk yang sudah diproduksi pada saat ini.

2.3.4.      Investasi Lain-lain
Ini adalah golongan investasi yang tidak masuk ke dalam tiga golongan usulan investasi di atas, contohnya investasi pemasangan alat pendingin, alat pemanas, dll.

2.4.            Metode penilaian Investasi dalam Aktiva Tetap

Suatu investasi baru yang menyangkut aktiva tetap harus diperhitungkan secara seksama. Sebab apabila investasi yang telah dilakukan tetapi kemudian terjadi kekeliruan pada perhitungannya maka akan sulit menarik kembali dana yang telah tertanam. Dengan demikian menilai ekonomis tidaknya suatu investasi dapat digunakan beberapa metode yang sering dipakai.

Metode penilaian investasi dalam Aktiva Tetap dapat dikelompokkan menjadi dua kategori:

2.4.1. Metode yang tidak menggunakan nilai sekarang
a) Metode Accounting Rate of Return
b) Metode Cash Payback period
2.4.2. Metode yang menggunakan nilai sekarang
a) Metode Net Present Value
b) Metode Internal Rate of Return
c) Metode Profitability Index



2.5.            Metode yang Digunakan untuk Penilaian Investasi dalam Aktiva Tetap

2.5.1.      Metode Payback Periode
Payback Periode merupakan periode yang dibutuhkan supaya mampu menutup kembali pengeluaran investasi dengan memanfaatkan aliran kas neto (net cash flow) atau proceed. Resiko akan semakin kecil apabila modal yang dikeluarkan dapat segera kembali. Kriteria penerimaan proyek yang akan diterima adalah jika perbandingan antara periode pengembalian lebih rendah dari periode pengembalian maksimum.

Salah satu kebaikan dari metode payback period adalah mudah dimengerti dan mudah diterapkan.

Sedangkan kelemahan dari metode payback period adalah:
(a)    Mengabaikan penerimaan-penerimaan investasi atau proceeds yang diperoleh sesudah payback period tercapai, sehingga kriteria ini bukan alat pengukur profitability, melainkan hanya alat pengukur rapidity kembalinya dana.
(b)   Metode ini juga mengabaikan Time Value of Money (nilai waktu dari uang)


2.5.1.1.         Cara Perhitungan Jika proceeds setiap tahun sama

Jumlah Investasi Payback Period = Proceeds Tahunan

Jumlah Investasi
Payback Period  =    Jumlah Proceeds Tahunan

CONTOH :
Diketahui jumlah investasi Rp. 10.000.000,-, jumlah proceeds tahunan Rp. 2.000.000,-. Berapa besarnya payback period?
Jawab:
PP = 10.000.000 / 2.000.000 = 5 tahun


2.5.1.2.         Cara Perhitungan Jika proceeds setiap tahun tidak sama

Payback Period =      t        +       b - c
                                                     d - c
                                                     
Dimana:
t = tahun terakhir dimana jumlah cash inflow belum menutup jumlah investasi
b = jumlah investasi
c = kumulatif cash inflow pada tahun ke t
d = jumlah kumulatif cash inflow pada tahun t+1

CONTOH :
Diketahui jumlah investasi Rp. 8.500.000,- yang diperkirakan mempunyai proceeds (cash inflow) selama umurnya adalah sbb:
Tahun 1 Rp. 4.800.000,-
Tahun 2 Rp. 2.200.000,-
Tahun 3 Rp. 3.000.000,-
Berapa besarnya payback period ?

Jawab:
Jumlah investasi                                              Rp. 8.500.000,-
Proceeds tahun 1                                             (Rp. 4.800.000,-)
Belum tertutup                                                            Rp. 3.700.000,-
Proceeds tahun 2                                                         (Rp. 2.200.000,-)
Belum tertutup                                                Rp. 1.500.000,-
Proceeds tahun 3                                             (Rp. 3.000.000,)
Surplus                                                                        Rp. 1.500.000,-

Maka:
t = 2
b = Rp. 8.500.000,-
c = Rp. 7.000.000,-
d = Rp. 10.000.000,-
sehingga:
PP = 2 + { (8.500.000 - 7.000.000) / (10.000.000 – 7.000.000) }
PP = 2 + ( 1.500.000/3.000.000)
PP = 2 + 0,5
PP = 2 tahun 6 bulan

2.5.2.      Metode Net Present Value

Net Present Value adalah metode yang cukup populer digunakan dalam penilaian investasi, karena mampu mengatasi kelemahan dari metode penilaian yang lain, yaitu memperhatikan nilai waktu dari uang (time value of money).
Net Present Value atau Nilai Sekarang Bersih dari suatu investasi didefinisikan sebagai pengurangan dari Present Value Cash Inflow (Priceeds) dikurangi Present Value Cash Outflow (Outkays).
NPV = PV  Proceeds – PV  Outlays

Usulan investasi akan diterima jika jumlah PV dari keseluruhan proceeds yang diharapkan lebih besar daripada PV dari investasinya . Jika usul investasi lebih dari satu maka yang dipilih adalah yang mempunyai NPV terbesar.
Atau:
NPV positif – diterima: Jika PV arus kas lebih tinggi dari PV investasi awal.
NPV negatif – ditolak: Jika PV arus kas lebih kecil dari PV investasi awal.

Contoh Kasus Arus Kas Sama
Suatu perusahaan mempertimbangkan usulan proyek investasi sebesar Rp.4.000.000,- tanpa nilai sisa dan arus kas pertahun sebesar Rp. 1.200.000,- selama 5 tahun dengan tingkat pengembalian yang disyaratkan 20 %.
PV dari proceeds =                 1.200.000 x 2,9906* =                        Rp.3.588.720,-
PV dari outlays                                                                                   (Rp. 4.000.000,-)
NPV                                                                                        –Rp. 411.280,-
*Discount factor (DF) yang terdapat pada tabel bunga dengan tingkat bunga 20% pada deretan tahun ke-5. Usulan proyek ini lebih baik ditolak, karena NPV nya bernilai negatif.

Contoh Kasus Arus Kas Berbeda
Suatu perusahaan sedang mempertimbangkan usulan proyek investasi sebesar Rp. 700 juta, dengan tingkat pengembalian yang disyaratkan 15 %, perkiraan arus kas pertahun.

Tahun
Arus Kas
1
300 juta
2
250 juta
3
200 juta
4
150 juta
5
100 juta

Jawab:
           
Rectangular Callout: Lihat nilai tabel    Nilai sekarang Contoh 15%
C
contoh : 15 %
 




Tahun
(1)
Arus Kas
(2)
Tingkat Bunga
(3)
Nilai Sekarang
(4) = (2)x(3)
1
300 juta
0,8696
260.880.000
2
250 juta
0,7561
189.025.000
3
200 juta
0,6575
131.500.000
4
150 juta
0,5718
85.770.000
5
100 juta
0,4972
49.720.000








Total nilai sekarang (PV)                                                                    716,895,000
Investasi awal (OI)                                                                             (700,000,000)
Nilai sekarang bersih (NPV)                                                                  16,895,000
Nilai NPV positif sebesar Rp. 16.895.000, maka usulan proyek investasi ini layak diterima.










BAB III
PENUTUP


3.1.      Kesimpulan

Investasi adalah pengkaitan sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang. Lebih jelasnya, investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Investasi dalam aktiva tetap diartikan sebagai proses yang mengacu pada sebuah penganggaran modal. Penganggaran modal adalah keseluruhan proses menganalisis proyek-proyek dan menentukan apakah proyek-proyek tersebut harus dimasukkan dalam anggaran modal (capital budgeting). Capital budgeting memiliki tujuan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang.

Terdapat beberapa penggolongan investasi dalam aktiva tetap, diantaranya:
(a)    Investasi Penggantian
(b)   Investasi Penambahan
(c)    Investasi Penambahan Produk Baru
(d)   Investasi Lain-lain

Metode penilaian investasi dalam aktiva tetap dapat dikelompokkan menjadi dua kategori:
(1)   Metode yang tidak menggunakan nilai sekarang
a) Metode Accounting Rate of Return
b) Metode Cash Payback period
(2)   Metode yang menggunakan nilai sekarang
a) Metode Net Present Value
b) Metode Internal Rate of Return
c) Metode Profitability Index



DAFTAR PUSTAKA

(Diunduh pada hari Rabu, 16/12/2015)
(Diunduh pada hari Rabu,16/12/2015)
(Diunduh pada hari Rabu, 16/12/2015)
(Diunduh pada hari Jumat, 18/12/2015)
(Diunduh pada hari Jumat, 18/12/2015)