Tuesday, 4 December 2012

MASALAH KUANTITAS DAN KUALITAS PENDUDUK YANG TIDAK SEIMBANG MEMPENGARUHI SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) DI INDONESIA

A. KUANTITAS PENDUDUK 
 Kuantitas penduduk merupakan jumlah orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah pada waktu tertentu dan merupakan hasil proses demografi, seperti fertilitas (kelahiran), mortalitas (kematian), dan migrasi/perpindahan penduduk. Kebijakan pemerintah dalam mengatasi kuantitas penduduk, salah satunya adalah dengan program KB, yang bertujuan untuk menurunkan laju pertumbuhan penduduk. Penduduk berdasarkan kuantitasnya, meliputi jumlahnya, pertumbuhannya, kepadatannya, persebarannya, dan komposisinya. Dalam pembahasan tentang kuantitas penduduk ini akan dibahas komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin, pertumbuhan penduduk, dan jumlah penduduk. 1. Jumlah penduduk a. Jumlah penduduk Indonesia Jumlah penduduk suatu negara biasanya diketahui melalui sensus, yaitu perhitungan resmi jumlah penduduk suatu negara yang dilakukan oleh pemerintah dalam jangka waktu tertentu. Jumlah penduduk Indonesia selalu berubah dari waktu ke waktu. Jumlah penduduk negara Indonesia menempati urutan keempat terbanyak di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Di kawasan Asia Tenggara, jumlah penduduk Indonesia menempati urutan pertama. Tingginya jumlah penduduk Indonesia sebagian besar pada usia muda sehingga jumlah angkatan kerja semakin banyak. Tingginya angkatan kerja ini belum diimbangi dengan ketersediaan lapangan kerja yang memadai. Akibatnya, jumlah pengangguran semakin bertambah. Di antara tenaga kerja yang menganggur tersebut, terdapat tenaga kerja terdidik yang seharusnya dapat membuka lapangan kerja baru. Akibatnya, tenaga kerja tersebut menjadi tanggungan masyarakat dan dalam jangka waktu yang lama akan menjadi beban negara. b. Jumlah penduduk dunia Pada saat ini, penduduk terus mengalami pertumbuhan yang tinggi. Pertumbuhan yang tinggi tersebut berada di Benua Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Menurut Thomas Robert Malthus dalam karangannya yang berjudul An Essay on The Principle of Population, ia mengatakan bahwa jumlah penduduk akan melampaui jumlah persediaan bahan pangan yang dibutuhkan. Menurutnya, mungulnya kemiskinan disebabkan oleh kesalahan manusia itu sendiri yang tidak mau membatasi jumlah kelahiran. Teori Malthus mengandung kelemahan karena selama perkembangannya peradaban manusia telah mengalami banyak perubahan, seperti : 1. Kemajuan sarana transportasi yang dapat menghubungkan daerah terpencil sehingga distribusi bahan makanan mudah dilaksanakan. 2. Kemajuan dalam teknologi pertanian sehingga produksi bahan makanan dapat ditingkatkan hasilnya. 3. Ditemukannya alat pencegah kehamilan yang aman dan tidak bertentangan dengan ajaran agama. 4. Tingkat kelahiran akan menurun apabila tingkat kesejahteraan masyarakat semakin baik. Dengan semakin majunya peradaban manusia maka terjadi transisi demografi. Transisi demografi adalah perubahan tingkat kelahiran dan tingkat kematian yang tinggi berangsur-angsur berubah menjadi rendah. c. Proyeksi penduduk Proyeksi atau perkiraan penduduk pada masa yang akan datang ini sangat berguna dalam perencanaan pembangunan seperti pembangunan sarana fisik (perumahan, fasilitas umum, dan sarana pendidikan), pembangunan bidang sosial ekonomi (penyediaan lapangan pekerjaan), dan hal-hal yang berkaitan dengan kesejahteraan penduduk. Proyeksi penduduk juga didasarkan pada tiga komponen domografis, yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk. Ketiga komponen tersebut menentukan banyaknya jumlah penduduk dan struktur penduduk di masa depan. Data dasar yang digunakan untuk pembuatan proyeksi penduduk adalah sebagai berikut. 1. Jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin 2. Angka kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk. 3. Tabel kematian pada periode proyeksi tersebut. 2. Komposisi Penduduk Komposisi penduduk adalah pengelompokan penduduk berdasarkan kriteria tertentu, sepertti umur, jenis kelamin, mata pencaharian, suku bangsa, agama, pendidikan, dan tempat tinggal. Komposisi penduduk dapat dibagi berdasarkan hal-hal berikut. • Komposisi penduduk biologis, yaitu penggolongan penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin. • Komposisi penduduk ekonomi, yaitu penggolongan penduduk berdasarkan mata pencaharian dan tingkat pendapatan. • Komposisi penduduk sosial, yaitu penggolongan penduduk berdasarkan identitas sosial. • Komposisi penduduk geografis, yaitu penggolongan penduduk berdasarkan tempat tinggalnya. Di antara beberapa komposisi penduduk yang dapat disusun, komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin merupakan hal yang sangat penting karena dari komposisi tersebut tidak hanya dapat mengetahui keadaan penduduk secara biologis, tetapi dapat pula untuk mengetahui keadaan penduduk secara sosial dan ekonomi. a. Komposisi penduduk menurut umur Penggolongan penduduk menurut umur ini masih dapat dibedakan menjadi umur produktif dan umur nonproduktif. Umur produktif adalah umur seseorang yang sudah mampu bekerja dan menghasilkan sesuatu untuk mencukupi kebutuhan hidup dan keluarganya (tanggungannya). Umur produktif adalah penduduk yang berusia antara 15-64 tahun, sedangkan penduduk golongan umur nonproduktif adalah umur seseorang yang belum mampu atau tidak mampu lagi untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Umur nonproduktif adalah penduduk yang berumur di bawah 15 tahun (0-14 tahun) dan umur di atas 64 tahun. Pengelompokan penduduk menurut umur ini dilakukan untuk mengetahui jumlah beban ketergantungan penduduk (dependency ratio), yaitu perbandingan jumlah penduduk usia nonproduktif terhadap jumlah penduduk usia produktif. b. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dibedakan menjadi penduduk laki- laki dan perempuan. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dapat digunakan untuk menghitung perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan jumlah penduduk perempuan dalam suatu wilayah, atau disebut sex ratio. 3. Pertumbuhan Penduduk Pertumbuhan penduduk adalah pertambahan atau pengurangan jumlah penduduk di suatu wilayah . faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk adalah aebagai berikut. 1. Kelahiran atau fertilitas atau natalitas Kelahiran (natalitas) merupakan salah satu faktor kependudukan yang bersifat menambah jumlah penduduk di suatu daerah/negara. Tingkat kelahiran sangat bergantung pada banyaknya jumlah pasangan usia subur yang melahirkan bayi hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya angka kelahiran di suatu wilayah atau negara, antara lain: a. Banyak sedikitnya angka perkawinan, b. Besar kecilnya rasio seks, c. Banyak sedikitnya pasangan usia subur, dan d. Adanya pandangan atau mitos tertentu yang melatarbelakangi. Adapun beberapa faktor yang mendukung kelahiran dan yang menghambat kelahiran adalah sebagai berikut. Faktor-faktor pendukung kelahiran, antara lain: a. Perkawinan pada usia muda, b. Tingkat kesehatan masyarakat meningkat, c. Adanya anggapan banyak anak banyak rezeki. Faktor-faktor yang menghambat kelahiran, antara lain: a. Adanya program keluarga berencana (KB), b. Adanya pembatasan tunjangan anak bagi PNS dan karyawan perusahaan swasta tertentu, c. Adanya pembatasan umur menikah di Indonesia bagi wanita minimal 20 tahun bagi pria minimal 25 tahun, dan d. Adanya anggapan bahwa anak merupakan beban orang tua, karena orang tua harus menyiapkan fasilitas pendidikan, kesehatan, sosial, dan makanannya. Angka kelahiran dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu: a. Tinggi, jika angka kelahiran lebih dari 30. b. Sedang, jika angka kelahiran 20-30. c. Rendah, jika angka kelahiran kurang dari 20. 2. Kematian atau mortalitas Pertumbuhan jumlah penduduk dipengaruhi oleh tingkat kematian karena kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk. Pada umumnya, di negara-negara maju mempunyai tingkat kematian lebih rendah dibandingkan dengan penduduk di negara-negara berkembang. Adapun beberapa faktor yang mendukung dan menghambat kematian adalah sebagai berikut. Faktor-faktor yang mendukung kematian, antara lain: a. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan, b. Sering terjadinya kecelakaan lalu lintas, c. Adanya bencana alam yang memakan korban jiwa, d. Terjadinya peperangan, dan e. Fasilitas kesehatan yang kurang memadai. Faktor-faktor yang menghambat kematian, antara lain: a. Lingkungan yang bersih dan teratur, b. Adanya ajaran agama yang melarang bunuh diri dan membunuh orang lain, dan c. Tingkat kesehatan masyarakat yang tingi sehingga penduduknya tidak mudah terserang penyakit. Angka kematian dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu: a. Tinggi, jika angka kematian lebih dari 19. b. Sedang, jika angka kematian 14-19. c. Rendah, jika angka kematian kurang dari 14. 3. Migrasi (perpindahan penduduk) Migrasi adalah perpindahan penduduk dari wilayah satu ke wilayah lain dengan tujuan untuk menetap, sekurang-kurangnya selama enam bulan. Hal-hal yang menyebabkan migrasi, antara lain: a. Bencana alam b. Kesulitan hidup di suatu daerah c. Peperangan yang tidak kunjung damai. Berdasarkan wilayah yang dilaluinya, migrasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu: a. Migrasi intern Migrasi intern adalah perpindahan penduduk dari wilayah satu ke wilayah lain dalan satu negara. Migrasi intern yang berkembang di Indonesia adalah urbanisasi (perpindahan penduduk dari desa ke kota) dan transmigrasi (perpindahan penduduk dari daerah yang padat penduduknya ke daerah yang jarang penduduknya). b. Migrasi ekstern Migrasi ekstern adalah perpindahan penduduk yang melintasi batas wilayah negara lain. Migrasi ekstern dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. Imigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari luar negeri masuk ke dalam negeri 2. Emigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari dalam negeri ke luar negeri. Migrasi dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu faktor yang terdapat di daerah asal, faktor yang terdapat di daerah tujuan, faktor perjalanan, dan faktor individu. Pertumbuhan penduduk dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. Pertumbuhan penduduk alami Pertumbuhan penduduk alami adalah perubahan jumlah penduduk karena adanya kelahiran dan kematian. 2. Pertumbuhan penduduk total Pertumbuhan penduduk total adalah perubahan jumlah penduduk yang dipengaruhi oleh angka kelahiran, kematian, dan perpindahan (migrasi) penduduk. Pertumbuhan penduduk dapat digolongkan menjadi tiga macam, yakni pertumbuhan penduduk rendah, sedang, dan tinggi. Pertumbuhan penduduk dikatakan rendah jika kurang dari 1%, pertumbuhan penduduk sedang antara 1-2%, dan pertumbuhan penduduk tergolong tinggi jika lebih dari 2%. 

B. KUALITAS PENDUDUK
 Kualitas penduduk adalah kondisi penduduk dalam aspek fisik dan non fisik serta ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang merupakan dasar untuk mengembangkan kemampuan dan menikmati kehidupan sebagai manusia yang berbudaya, berkepribadian dan layak. Kualitas penduduk adalah tingkat/taraf kehidupan penduduk yang berkaitan dengan kemampuan dalam pemenuhan kebutuhan, seprti pangan, sandang,prumahan, kesehatan, pendidikan. Faktor yang mempengaruhi kualitas penduduk Kualitas penduduk suatu daerah dipengaruhi oleh: 1. Tingkat pendidikan penduduk Pendidikan merupakan modal dasar dalam mengembangkan kemampuan intelektual seseorang. Melalui pendidikan seseorang akan mampu meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotoriknya. Hal ini diwujudkan dalam bentuk kemampuan menyelesaikan berbagai permasalahan dengan mengembangkan kreativitasnya. Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat pendidikan di Indonesia, antara lain: a. Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk menyekolahkan anaknya, terutama di daerah-daerah terpencil. b. Masih tingginya biaya pendidikan sehingga kesempatan mendapatkan pendidikan bagio yang berpenghasilan rendah sangat sulit. c. Sarana dan prasarana pendidikan masih kurang memadai. d. Sempitnya lapangan pekerjaan yang mampu menampung berbagai tamatan jenjang sosial. Beberapa upaya pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, antara lain: a. Meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana pendidikan. b. Menggalakkan program wajib belajar 9 tahun. c. Memberikan beasiswa bagi siswa yang berprestasi tetapi kurang mampu secara ekonomi. d. Menggalakkan program belajar Paket A yang setara dengan SD, Paket B yang setara dengan SLTP, dan Paket G yang setara dengan SLTA. e. Menambah dan meningkatkan kualitas guru melalui pendidikan formal maupun pendidikan latihan secara terpadu, berjenjang, dan berkelanjutan. 2. Tingkat kesehatan penduduk Kesehatan merupakan harta yang tak ternilai dan merupakan modal berharga bagi seseorang untuk memulai aktivitasnya. Pencapaian pertumbuhan dan perkembangan manusia sangat dipengaruhi oleh tingkat kesehatannya. Ada pepatah mengatakan “mensana in corpore sano” yang terjemahan bebasnya mengandung makna bahwa dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Beberapa upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas kesehatan penduduk, antara lain: a. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup b. Menyediakan sarana dan prasarana kesehatan c. Meningkatkan kualitas gizi keluarga d. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat e. Meningkatkan jumlah dan kualitas tenaga media f. Mengadakan imunisasi massal secara gratis. g. Menyediakan puskesmas dan posyandu 3. Pendapatan per kapita Salah satu indikator tinggi rendahnya kualitas hidup dapat dilihat dari pendapatan per kapitanya. Pendapatan per kapita adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh masyarakat pemilik produksi suatu negara dalam waktu satu tahun atas penyerahan faktor produksinya. Semakin tinggi pendapatan per kapitanya maka kualitas penduduknya juga semakin baik. Pendapatan perkapita juga terkait dengan tingkat daya beli masyarakat. 4. Tingkat kesejahteraan penduduk Pencapaian kesejahteraan merupakan arah cita-cita setiap manusia yang ditandai dengan terpenuhinya kebutuhan pangan, sandang, dan papan. Masyarakat yang sejahtera merupakan cita-cita pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. 

C. PERMASALAHAN DI INDONESIA
 Sebagai salah satu negara yang masih berkembang, Indonesia mengalami masalah dalam sumber daya manusia antara lain pertumbuhan penduduk yang masih sangat tinggi, penyebaran yang kurang merata, dan kurang seimbangnya struktur dan komposisi umur penduduk, yang ditandai dengan besarnya jumlah penduduk yang masih muda serta mutu penduduk yang masih relatif rendah. Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menimbulkan masalah besar dalam suatu negara, jika tidak di imbangi dengan peningkatan produksi dan efisiensi di bidang lainnya. Kebijakan pemerintah dalam mengatasi hal ini antara lain melaksanakan program keluarga berencana dan meningkatkan mutu sumber daya manusia (baik dengan pendidikan formal maupun nonformal) yang telah ada, sehingga dapat menunjang peningkatan produktivitas guna mengimbangi laju pertumbuhan penduduknya. Penyebaran penduduk yang tidak merata menyebabkan tidak seimbangnya kekuatan ekonomi secara umum. Akibat nya terjadi ketimpangan daerah miskin dan daerah kaya. Tidak seimbangnya beban penduduk antar daerah itu akan berdampak terpusatnya modal di daerah tertentu saja. Oleh karena itu pemerintah melakukan penyelenggaraan program transmigrasi dan memperbaiki serta menciptakan lapangan – lapangan pekerjaan di daerah tertinggal. Komposisi penduduk yang tidak seimbang dapat menimbulkan proses regenerasi kegiatan produksi menjadi tidak lancar. Dengan demikian perlu dilakukan tindakan secepatnya untuk membekali dan mempersiapkan tenaga – tenaga kerja muda di Indonesia dengan pendidikan formal maupun informal dengan ketrampilan dan pengetahuan yang sifatnya mendesak. Adapun langkah – langkah pemerintah untuk mengatasi hal tersebut antara lain : meninjau kembali sistem pendidikan di Indonesia yang masih bersifat umum (general) dan menciptakan sarana dan prasarana pendidikan yang lebih mendukung.
 DAFTAR PUSTAKA http://jihanasfirotun.blogspot.com/2012/05/sdm-perekonomian-indonesia.html Amsir. 2007. Pelajaran Geografi. Depok: CV ARYA DUTA

No comments:

Post a Comment