Thursday 4 August 2016

Laporan Keuangan Konsolidasi



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.            Latar Belakang

Dalam rangka penyusunan Laporan/Neraca konsolidasi pada dasarnya pengertian terhadap metode dan prosedur pencatatan Investasi Saham adalah penting. Hal ini berhubungan erat dengan sifat dan dasar dari titik tolak untuk eliminasi yang diperlukan terhadap pos-pos/rekening-rekening yang timbal balik diantara perusahaan induk dan perusahaan anak. Akan tetapi terlepas dari metode pencatatan yang digunakan terhadap investasi saham pada perusahaan anak, pada pokoknya penyusunan laporan/neraca konsolidasi didasarkan atas suatu pandangan bahwa perusahaan induk dan perusahaan-perusahaan anaknya merupakan satu-kesatuan ekonomi.
Prosedur pencatatan investasi saham dapat dipakai salah satu dari dua metode yaitu: pertama, perusahaan induk dapat mengakui dan mencatat setiap perubahan (perkembangan) yang terjadi terhadap hak-hak pemegang saham perusahaan anak, dengan jalan melakukan penyesuaian terhadap rekening Investasi Saham; dan yang kedua, tetap mencatat Investasi Saham pada perusahaan anak sebesar harga perolehannya (original cost).

1.2.            Rumusan Masalah

Berdasarkan dari penjelasan diatas penulis mengemukakan rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:

1.2.1.      Apa saja yang berkaitan dengan Laporan Keuangan Konsolidasi?
1.2.2.      Bagaimana proses Laporan Keuangan Konsolidasi?



1.3.             Tujuan

1.3.1.      Mengetahui dan memahami hal-hal yang berkaitan dengan Laporan Keuangan Konsolidasi.
1.3.2.      Mengetahui proses Laporan Keuangan Konsolidasi.





























BAB II
PEMBAHASAN


2.1.            Pengertian Perusahaan Induk dan Perusahaan Anak

2.1.1.      Perusahaan Induk
Perusahaan yang menguasai/memiliki lebih dari 50% saham yang beredar di suatu perusahaan. Kepemilikan ini akan mengakibatkan adanya penguasaan control dari perusahaan induk kepada perusahaan anak. Perusahan induk sering juga disebut dengan pemegang saham mayoritas.

2.1.2.      Perusahaan Anak

Adalah perusahaan yang sebagian besar saham-sahamnya dikuasai oleh perusahaan lain.

Hubungan  antara perusahaan anak dan perusahaan induk disebut juga dengan hubungan Afiliasi.


2.2.            Pengertian Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan Keuangan Konsolidasi adalah Laporan yang menyajikan posisi keuangan dan hasil operasi untuk induk perusahaan (entitas pengendali) dan satu atau lebih anak perusahaan (entitas yang dikendalikan) seakan-akan entitas-entitas individual tersebut merupakan satu entitas atau perusahaan satu perusahaan.
Dari pengertian umum diatas, dapat kita tarik suatu pemahaman bahwa; Laporan Keuangan Konsolidasi diperlukan apabila salah satu perusahaan yang bergabung memiliki kontrol terhadap perusahaan lain, dan sebaliknya laporan keuangan konsolidasi tidak diperlukan apabila satu perusahaan tidak memiliki kontrol terhadap perusahaan lain. Artinya,  jika tidak memiliki hak kendali (control) yang lebih, maka mereka adalah badan usaha (entity) mandiri, artinya mereka masing-masing akan membuat laporan keuangan yang sendiri-sendiri dan tidak mungkin untuk digabungkan, ditambahkan atau yang sejenisnya. Jadi, tidak ada maksud untuk membuat sebuah laporan keuangan konsolidasi.
Syarat utama suatu laporan keuangan anak perusahaan dikonsolidasi ke dalam laporan keuangan induk perusahaannya adalah bila:
(1)      Kepemilikan (penyertaan) saham di anak perusahaan melebihi 50%.
(2)      Kepemilikan (penyertaan) saham di anak perusahaan kurang dari 50% tapi induk perusahaan mempunyai pengendalian di anak perusahaan (perusahaan asosiasi) dimaksud.

Yang dimaksud pengendalian di point 2 di atas adalah bahwa induk perusahaan bisa mempunyai kemampuan untuk mengatur, menentukan kebijakan dan keputusan yang akan diambil di anak perusahaan yang bersangkutan. Pengendalian ini bisa dilihat juga dari struktur manajemen yang ada di anak perusahaan dimana sebagian besar manajemen yang duduk di dalamnya adalah manajemen yang juga duduk di induk perusahaan.
Berbicara tentang penyertaan saham, ada 3 hal yang perlu diperhatikan:
(1)   Penyertaan saham di bawah 20% diakui dengan menggunakan metode Harga Perolehan (At Cost).
(2)   Penyertaan saham di atas 20% sampai 50% diakui dengan menggunakan metode Ekuitas (Equity).
(3)   Penyertaan saham di atas 50% akan dikonsolidasi.

Pencatatan penerimaan dividen dari anak perusahaan/perusahaan asosiasi yang harus dilakukan di perusahaan penerima dividen berdasarkan kepemilikan saham di atas:
(1)   Bila penyertaan saham < 20% maka pencatatan yang dilakukan adalah dengan mendebet Bank dan mengkredit Pendapatan Dividen (akun di Laporan Laba Rugi).
(2)   Bila penyertaan saham di atas 20% maka pencatatan yang dilakukan adalah dengan mendebet Bank dan mengkredit Penyertaan Saham (akun Neraca).
Setelah memahami tentang penyertaan saham di atas, kita dapat melanjutkan pembicaraan tentang konsolidasi laporan keuangan.
Dalam melakukan konsolidasi ada hal yang perlu diperhatikan yaitu semua transaksi yang dilakukan antar perusahaan yang akan dikonsolidasikan harus dihilangkan dengan cara melakukan jurnal eliminasi.
Penyertaan saham di induk perusahaan dan modal saham disetor di anak perusahaan dapat dihilangkan dengan menggunakan jurnal eliminasi sebagai berikut:
(1)   Mendebet modal saham sebesar modal saham disetor yang ada di anak perusahaan.
(2)   Mengkredit penyertaan saham di induk perusahaan dan mengkredit hak minoritas anak perusahaan (akun Neraca).
Hak minoritas anak perusahaan ini adalah selisih antara penyertaan saham yang dilakukan oleh induk perusahaan dengan modal saham yang ada di anak perusahaan yaitu yang berasal dari kepemilikan pemegang saham minoritas.


2.3.            Tujuan Laporan Keuangan Konsolidasi
Adapun maksud dan tujuan Laporan Keuangan Konsolidasi disusun, yaitu: agar dapat memberikan gambaran yang obyektif dan sesuai atas keseluruhan posisi dan aktivitas dari satu perusahaan (economic entity) yang terdiri atas sejumlah perusahaan yang berhubungan istimewa, dimana laporan konsolidasi keuangan diharapkan tidak boleh menyesatkan pihak-pihak yang berkepentingan dan harus didasarkan pada substansi atas peristiwa ekonomi juga.
Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi oleh induk Perusahaan bertujuan untuk memberikan informasi kepada para pemakai Laporan Keuangan mengenai data keuangan dari suatu kelompok perusahaaan dalam kelompok tersebut merupakan suatu entitas hukum yang terpisah satu sama lain.

2.4.            Manfaat Laporan Keuangan Konsolidasi

2.4.1.      Dapat memberikan gambaran yang jelas tentang total sumber daya perusahaan hasil gabungan di bawah kendali induk perusahaan, kepada para pemegang saham, kreditor dan peyedia dana lainnya.
2.4.2.      Dapat memberikan informasi terkini bagi manajemen induk perusahaan, baik mengenai operasi gabungan dari entitas konsolidasi dan juga mengenai perusahaan individual yang membentuk entitas konsolidasi.

Perlu disadari, Disamping memberi manfaat, laporan keuangan konsolidasi juga dapat menjadi ekses yang tidak baik, antara lain:
(a)    Dapat menyembunyikan kinerja perusahaan individu yang tidak bagus dengan kinerja perusahaan lain yang bagus.
(b)   Tidak semua saldo laba ditahan konsolidasi tersedia untuk dividen induk perusahaan, begitu pula dengan aktiva.
(c)    Rasio keuangan berdasarkan laporan keuangan konsolidasi yang terbentuk tidak mencerminkan kondisi entitas yang membentuk konsolidasi maupun induk perusahaan.
(d)   Beberapa akun tidak dapat seluruhnya dibandingkan, misalnya akun piutang.
(e)    Banyaknya informasi tambahan yang dibutuhkan untuk memberikan penyajian yang wajar.

2.5.            Sifat-Sifat Laporan Keuangan Yang Dikonsolidasikan

2.5.1.      Laporan keuangan konsolidasi adalah model laporan akuntansi untuk menunjukkan pengaruh ekonomi dari penggabungan dua atau lebih perusahaan yang tersendiri, yang didasarkan atas pemilikan dan pengendalian bersama meskipun peleburan secara hukum tidak dilakukan.
2.5.2.      Dalam menyusun neraca konsolidasi untuk perusahaan induk dan anak, perusahaan anak ini dipandang seakan-akan sebagai cabang; aktiva dan kewajiban masing-masing perusahaan anak digabungkan dengan aktiva dan kewajiban perusahaan induk; pos-pos silang yang tidak mempunyai arti penting apabila kesatuan usaha bersangkutan dipandang sebagai kesatuan usaha tunggal harus dihapuskan.
2.5.3.      Neraca perusahaan induk yang melaporkan saham perusahaan anak sebagai investasi, dan neraca perusahaan anak yang melaporkan kepentingan yang dipegang oleh perusahaan induk sebagai modal saham.

2.6.            Masalah-Masalah Umum Yang Dihadapi Dalam Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi
Ada beberapa masalah umum yang senantiasa timbul di dalam rangka penyusunanneraca konsolidasi. Masalah-masalah tersebut antara lain timbul dan dipengaruhi oleh :
2.6.1.      Periode di mana laporan / neraca konsolidasi tersebut disusun.
Misalnya: penyusunan neraca konsolidsi sesaat setelah terjadi pemilikan saham-saham, berbeda dengan neraca konsolidasi yang disusun satu tahun (periode) kemudian berhubung telah terjadinya perubahan-perubahan di dalam pos-pos neraca.
2.6.2.      Jumlah saham yang dimiliki oleh perusahaan induk, dan harga perolehan (pengorbanan) yang telah dikeluarkan untuk memperoleh saham tersebut.
Misalnya: penyusunan neraca knsolidasi di mana saham-saham dibeli dengan harga di atas nilai bukunya berbeda dengan penyusunan neraca konsoidasi apabila saham-saham diperoleh dengan harga yang sama dan kurang dari nilai bukunya.

2.7.            Gambaran Umum Proses Konsolidasi
Secara umum, prosedur dan proses pembuatan Laporan Keuangan Konsolidasi diawali dengan penggabungan dengan cara menambahkan secara bersama-sama laporan keuangan yang terpisah yang terdiri dari dua entitas atau lebih. Kemudian, dilakukan penyesuaian dan eliminasi terhadap transaksi yang terjadi di dalam satu grup.

2.7.1.      Induk memperoleh 100% anak perusahaan pada nilai buku

Perbedaan utama antara perusahaan terpisah dan neraca konsolidasi dapat dilihat pada Gambar 2.7.1.1. Penn Corporation memperoleh 100% Skelly Corporation pada saat nilai buku dan nilai wajar $40.000 dalam suatu penggabungan usaha secara pembelian pada tanggal 1 Januari 20X1. Neraca-neraca yang tampak pada Gambar 2.7.1.1. disajikan sesaat setelah investasi. “Investasi Penn pada Skelly” tampak pada neraca terpisah Penn, tetapi tidak terdapat dalam neraca konsolidasi Penn dan anak perusahaan. Ketika neraca-neraca (neraca Penn dan neraca Skelly) dikonsolidasi, akun investasi pada Skelly (buku Penn) dan akun ekuitas pemegangt saham (buku Skelly) dieliminasi karena akun-akun tersebut resiprokal (keduanya mewakili aktiva bersih Skelly pada tanggal 1 Januari 20X1). Akun-akun Penn dan Skelly yang tidak resiprokal digabungkan dan dimasukkan dalam neraca konsolidasi Penn dan anak perusahaan.
Catat bahwa neraca konsolidasi bukan hanya hasil penjumlahan saldo-saldo akun perusahaan-perusahaan terafiliasi. Akun-akun resiprokal dieliminasi dalam proses konsolidasi dan hanya akun yang tidak resiprokal yang digabung. Modal saham yang tampak dalam neraca konsolidasi adalah modal saham induk perusahaan, dan saldo laba konsolidasi adalah saldo laba induk perusahaan.


Gambar 2.7.1.1.
Sumber: Akuntansi Lanjutan Edisi Tujuh hal-75

2.7.2. Induk Memperoleh 100% anak perusahaan (dengan Goodwill)
           
Neraca konsolidasi yang disajikan dalam Gambar 2.7.1.1. dibuat untuk induk perusahaan yang membeli semua saham Skelly pada nilai buku. Jika Penn membeli semua saham Skelly seharga $50.000, maka akan ada kelebihan biaya investasi terhadap nilai buku yang diperoleh sebesar $10.000 (biaya investasi sebesar $50.000 dikurangi dengan ekuitas pemegang saham Skelly sebesar $40.000). Jumlah $10.000 tersebut tampak dalam neraca konsolidasi pada saat akuisisi sebagai aktiva sebesar $10.000. dalam hal ketiadaan bukti bahwa aktiva bersih yang dapat diidentifikasi dinilai terlalu rendah, aktiva ini ($10.000) diasumsikan menjadi goodwill. Prosedur untuk menyiapkan neraca konsolidasi diilistrasikan dalam Gambar 2.7.1.2. untuk Penn, dengan asumsi Penn membayar sebesar $50.000 untuk saham beredar Skelly.
Hanya satu ayat jurnal dalam kertas kerja yang diperlukan untuk mengkonsolidasi neraca Penn dan Skelly pada saat akuisisi. Agar mudah, ayat jurnal tersebut dibuat dalam bentuk jurnal umum:

(a)    Modal saham                                                         $30.000
Saldo laba                                                              $10.000
Goodwill                                                               $10.000
                  Investasi pada Skelly                                                  $50.000
(Untuk mengeliminasi akun invesatsi dan ekuitas yang resiprokal dan untuk menetaapkan kelebihan biaya investasi terhadap nilai buku yang diperoleh pada goodwill)

Gambar 2.7.1.2
Sumber: Akuntansi Lanjutan Edisi Tujuh hal-76

Ayat jurnal yang terdapat pada Gambar 2.7.1.2. hanyalah penyesuaian dalam kertas kerja dan eliminasi dan tidak dicatat dakam akun induk perusahaan atau anak perusahaan. Ayat jurnal tersebut tidak akan pernah dijurnal atau diposting. Tujuan ayat jurnal tesebut hanyalah mempermudah penyelesaian kertas kerja untuk mengkonsolidasi induk perusahaan dan anak perusahaan pada dan untuk periode yang berakhir pada tanggal tertentu.
Untuk periode-periode yang akan datang, perbedaan antara saldo akun  investasi dan ekuitas anak perusahaan akan berurang karena amortisasi atas goodwill. Jika goodwill diamortisasi selama 10 tahun, perbedaan antara saldo akun investasi pada Skwlly dan total ekuitas pemegang saham Skelly pada tanggal 31 Desember 20X1akan sebesar $9.000 , pada tanggal 31 Desember 20X5 sebesar $5.000 dan seterusnya.

2.7.3.      Induk perusahaan memperoleh 90% anak perusahaan (dengan Goodwill)
Diasumsikan  sebagai ganti akuisisi semua saham beredar Skelly, Penn memperoleh 90% saham Skelly dengan  harga $50.000. pada kasus ini, kelebihan biaya administrasi terhadap nilai buku yang diperoleh adalah sebesar $14.000 (biaya sebesar $50.000 dikurangi dengan nilai buku yang diperoleh sebesar $36.000). dan ada hak minoritas pada Skelly sebesar $4.000 (ekuitas sebesar $40.000 dikali 10%). Prosedur untuk menyiapkan neraca konsolidasi Penn dan Skelly berdasarkan asumsi kepemilikan 90% diilustrasikan dalam kertas kerja pada Gambar 2.7.1.3. ayat jurnal kertas kerja untuk mengkonsolidasikan neraca Penn dan Skelly dan mengakui hak minoritas Skelly pada tanggal akuisisi adalah:
(a)    Modal saham Skelly                                                          $30.000
Saldo laba Skelly                                                               $10.000
Goodwill                                                                           $14.000
                             Investasi pada Skelly                                                              $50.000
                             Hak minoritas                                                                          $  4.000
Untuk mengeliminasi saldo invesatasi dan ekuitas yang resiprokal, untuk menetapkan $14.000 kelebihan biaya investasi ($50.000) terhadap nilai buku yang diperoleh ($36.000) pada goodwil, dan untuk mengakui $4.000 hak minoritas pada aktiva bersih Skelly (ekuitas $40.000 dikali 10% hak minoritas).

2.7.4.      Hak minoritas
Seluruh aktiva dan kewajiban anak perusahaan dimasukkan dalam neraca konsolidasi dan pengurangan yang terpisah dlakukan untuk bagian hak minoritas atas aktiva bersih anak perusahaan.
Karena kertas kerja menjadi dasar penyiapan laporan keuangan formal, pertanyaan yang muncul adalah bagaimana seharusnya hak minoritas sebesar $4.000 yang tampak dalam Gambar 2.7.1.3. dilaporkan dalam neraca formal, meskipun dalam praktiknya dapat bermacam-macam sesuai dengan klasifikasinya, pada umumnya hak minoritas pada anak perusahaan ditunjukkan sebagai jumlah tngga dalam bagian kewajiban pada neraca konsolidasi, seringkali dibawah (setelah) kewajiban jangka panjang. Pada dasarnya, klasifikasi kepemilikan pemegang saham minoritas sebagai kewajiban aadalah inkonsisten karena hak minoritas mewakili investasi ekuitas pada aktiva bersih konsolidasi oleh pemegang saham dluar struktur afiliasi. Sebagai alternatif adalah memasukkan hak minoritas dalam  ekuitas pemegang saham konsolidasi atau dalam bagian tersendiri hak minoritas. Apabila diklasifikasikan sebagai ekuitas pemegang saham, hak minoritas seharusnya dipisahkan dari ekuitas sebagai pemegang saham mayoritas, yaitu pemegang saham induk perusahaan.
Gambar 2.7.1.3.
Sumber: Akuntansi Lanjutan Edisi Tujuh hal-78

Sebagai bagian dari proyek konsolidasi, membuat keputusan awal dalam diskusinya mengenai penyajian hak minoritas (non controlling interest):
(1)   Hak minoritas pada anak harus ditampilkan dan diberi judul pada neraca konsolidasi.
(2)   Pendapatan yang menjadi bagian hak minoritas bukanlah beban atau kerugian, melainkan pengurang laba bersih konsolidasi untuk menentukan  pendapatan yang menjadi hak kepentingan pengendali (controlling interest).
(3)   Kedua komponen laba bersih konsolidasi (laba bersih yang menjadi hak minoritas dan pendapatan kepentingan pengendali) harus di ungkapkan secara jelas pada laporan laba rugi konsilidasi.

2.7.5.      Neraca konsilidasi setelah akuisisi
Saldo-saldo akun baik induk perusahaan maupun anak perusahaan berubah untuk merefleksikan operasi masing-masing setelah hubungan induk–anak dibentuk. selanjtnya, penyesuain penyesuaian tambahan diperlukan untuk mengeliminasi saldo-saldo lain yang resiprokal. Jika neraca konsolidasi diselesaikan antara waktu pengumuman dan waktu pembayan deviden oleh anak perusahaan, buku induk perusahaan akan menunjukan akun piutang deviden yang resiprokal dengan akun hutang deviden  yang terdapat pada buku anak perusahaan, karena saldo-saldo tersebut tidak mewakili jumlah piutang atau hutang dari/kepada pihak-pihak di luar kelompok afiliasi, saldo-saldo tersebut adalah resiprokal yang dieliminasi dalam penyiapan laporan konsolidasi. Piutang dan  hutang  antar perusahaan lainnya seperti akun piutang dan akun hutang adalah akun resiprokal yang dieliminasi dalam penyiapan laporan konsolidasi.
Neraca Penn dan Skelly pada tanggal 31 desember 20X1, satu tahun setelah afiliasi, terdiri dari:
Gambar 2.7.1.4.
Sumber: Akuntansi Lanjutan Edisi Tujuh hal-79
Asumsi:
(1)     Penn memperoleh 90% kepemilikan Skelly seharga $50.000 pada tanggal 1 Januari 20X1 ketika ekuitas pemegang saham Skelly $40.000.
(2)     Hutang usaha Skelly termasuk hutangnya pada Penn sebesar $5.000.
(3)     Goodwill diamortisasi selama 10 tahun.
(4)     Selama tahun 20X1 Skelly memperoleh pendapatan $20.000 dan mengumumkan deviden sebesar $10.000.
Kertas kerja neraca konsolidasi yang merefleksikan informasi diatas, ditunjukkan dalam Gambar 2.7.1.5. saldo akun investasi pada Skelly pada tanggal 31 Desember 20X1 ditentukan dengan metode ekuitas. Perhitungan saldo akun investasi pada tanggal 31Desember 20X1 adalah sebagai berikut:
Investasi 1 Januari, 20X1                                                                 $50.000
Tambah: 90% dari $20.000 laba bersih Skelly tahun 20X1              $18.000
Kurang: dari 90% $10.000 deviden Skelly tahun 20X1                  ($9.000)
Kurang: amortisasi goowill ($14.000/10 tahun)                               ($1.400)
                                                                                                                        $57.600
Sekalipun jumlah-jumlah yang digunakan berbeda, pada dasarnya proses pengkonsolidasian neraca setelah akuisisi adalah sama pada saat akuisisi. Pada semua kasus, jumlah akun investasi pada anak perusahaan dieliminasi dan akun ekuitas anak perusahaan dieliminasi. Kelebihan saldo akun diinvestasi terhadap nilai buku kepemilikan (dalam ilustrasi ini goodwill) dimasukkan kedalam kertas kerja selama proses eliminasi saldo investasi dan ekuitas yang resiprokal. Goodwill tidak muncul kedalam buku induk perusahaan dan ditambahkan pada bagian aktiva ketika kertas kerja disiapkan. Hak minoritas adalah sama dengan persentase kepemilikan minoritas dikalikan dengan ekuitas anak perusahaan pada tanggal neraca. Saldo laba konsolidasi adalah sama dengan saldo laba induk perusahaan. Agar mudah, ayat jurnal kertas kerja yang diperlukan untuk mengkonsolidasi neraca Penn dan Skelly dibuat dalam bentuk jurnal umum:
Gambar 2.7.1.5.
Sumber: Akuntansi Lanjutan Edisi Tujuh hal-78
BAB III
PENUTUP

3.1.      Kesimpulan
Laporan Keuangan Konsolidasi adalah Laporan yang menyajikan posisi keuangan dan hasil operasi untuk induk perusahaan (entitas pengendali) dan satu atau lebih anak perusahaan (entitas yang dikendalikan) seakan-akan entitas-entitas individual tersebut merupakan satu entitas atau perusahaan satu perusahaan.
Laporan Keuangan Konsolidasi diperlukan apabila salah satu perusahaan yang bergabung memiliki kontrol terhadap perusahaan lain, dan sebaliknya laporan keuangan konsolidasi tidak diperlukan apabila satu perusahaan tidak memiliki kontrol terhadap perusahaan lain.
Syarat utama suatu laporan keuangan anak perusahaan dikonsolidasi ke dalam laporan keuangan induk perusahaannya adalah bila:
(3)      Kepemilikan (penyertaan) saham di anak perusahaan melebihi 50%.
(4)      Kepemilikan (penyertaan) saham di anak perusahaan kurang dari 50% tapi induk perusahaan mempunyai pengendalian di anak perusahaan (perusahaan asosiasi) dimaksud.
Secara umum, prosedur dan proses pembuatan Laporan Keuangan Konsolidasi diawali dengan penggabungan dengan cara menambahkan secara bersama-sama laporan keuangan yang terpisah yang terdiri dari dua entitas atau lebih. Kemudian, dilakukan penyesuaian dan eliminasi terhadap transaksi yang terjadi di dalam satu grup.










DAFTAR PUSTAKA


Floyd A. Beams, Amir Abadi Yusuf. (2000). Akuntansi Kuangan Lanjutan di Indonesia Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat.

Floyd A. Beams, John, Craig D. Shoulders. (2004). Akuntansi Lanjutan Edisi Tujuh. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.



No comments:

Post a Comment